Strategi Pengembangan Agroindustri Olahan Cabai dalam Menghadapi Revolusi Industri 4.0 di Kabupaten Jember
Abstract
Revolusi industri 4.0 atau dengan istilah lain dari revolusi digital, dimana terjadinya proliferasi komputer dan otomatisasi pencatatan disemua bidang. Revolusi industri 4.0 ini terdapat istilah Internet of Things (IOT) yang merupakan konsep dari revolusi industri 4.0 dengan meningkatnya konektivitas, interaksi, serta batas antara manusia dengan mesin dan sumber daya melalui teknologi informasi berupa internet. Perkembangan teknologi yang terjadi saat ini juga berpengaruh dalam semua kegiatan termasuk dalam kegiatan sektor pertanian. Kegaiatn dalam sektor pertanian dibedakan menjadi dua yaitu kegiatan onfarm dan offarm. Kegiatan onfarm merupakan kegiatan usahatani atau bercocok tanam yang meliputi penyediaan alat dan bahan, bercocok tanam sampai kegiatan panen. Kegiatan offarm merupakan kegiatan pasca panen, dimana salah satunya adalah agroindustri.
Agroindustri merupakan kegiatan pemanfaatan produk pertanian yang diolah menjadi produk baru dengan tujuan untuk meningkatkan nilai tambah. Agroindustri banyak dikembangkan disemua subsektor pertanian salah satunya adalah agroindustri subsektor hortikultura. Mengingat komoditas hortikultura terutama sayur merupakan komoditas yang mudah rusak serta harga jual yang sering mengalami fluktuatif. Komoditas hortikultura yang banya dikembangkan salah satunya adalah komoditas cabai, selain alasan yang sudah disebutkan, olahan cabai banyak digemari oleh masyarakat karena memiliki rasa pedas.
Kabupaten Jember merupakan salah satu daerah yang banyak mengembangkan agroindustri olahan cabai. Agroindustri olahan cabai di Kabupaten jember sebagian besar merupakan usaha rumahan, dimana tergolong dalam unit usaha UMKM. Produk olahan cabai yang diusahakan di Kabupaten Jember sebagian besar adalah sambel dan ada juga abon cabai. Kabupaten Jember merupakan daerah yang strategis dalam mengembangkan agroindustri olahan cabai karena persediaan bahan baku yang memadai. Agroindustri olahan cabai di Kabupaten Jember dalam kegiatan produksi masih menggunakan teknologi yang sederhana dan kegiatan usaha masih dominan menggunakan cara konvensional. Hal tersebut dapat dilihat dari Penggunaan teknologi revolusi industri 4.0 yaitu internet yang masih belum optimal. Berdasarkan permasalahan tersebut peneliti merumuskan masalah: a) persepsi agroindustri olahan cabai terhadap revolusi industri 4.0, b) strategi pengembangan agroindustri olahan cabai dalam menghadapi revolusi industri 4.0.
Penentuan lokasi penelitian menggunakan purposive methode yaitu di Kabupaten Jember. Metode penentuan sampel dilakukan menggunakan purposive sampling sebanyak 30 orang untuk mengetahui persepsi agroindustri dan 3 orang untuk mengetahui strategi pengembangan agroindustri. Metode penelitian menggunakan metode deskriptif dan analitik. Persepsi agroindustri olahan cabai terhadap era revolusi industri 4.0 diteliti menggunakan skala likert dengan lima indikator karakteristik adopsi inovasi, yaitu relative advantage, compatibility, complexity, tribility dan observability. Strategi pengembangan agroindustri olahan cabai diteliti menggunakan analisis SWOT.
Hasil analisis menggunakan skala likert dengan 5 indikator karakteristik inovasi menunjukan bahawa persepsi agroindustri olahan cabai terhadap revolusi industri 4.0 dalam kategori baik. Berdasarkan hasil analisis SWOT menujukan posisi agroindustri olahan cabai di Kabupaten Jember berada di kuadran II. Alternatif strategi yang dapat digunakan oleh agroindustri olahan cabai di Kabupaten Jember untuk mengembangkan usahanya yaitu strategi W-O. Penerapan strategi W-O yang dapat dilakukan yaitu: 1) meningkatkan keterampilan dan pengetahuan terkait teknologi dengan memanfaatkan bantuan pemerintah serta aktif mengikuti kegiatan pelatihan. 2) Menjaga kualitas produk dengan menerapkan manajemen produksi yang baik.
Collections
- UT-Faculty of Agriculture [4379]