• Login
    View Item 
    •   Home
    • UNDERGRADUATE THESES (Koleksi Skripsi Sarjana)
    • UT-Faculty of Culture (Cultural Knowledge)
    • View Item
    •   Home
    • UNDERGRADUATE THESES (Koleksi Skripsi Sarjana)
    • UT-Faculty of Culture (Cultural Knowledge)
    • View Item
    JavaScript is disabled for your browser. Some features of this site may not work without it.

    Penyutradaraan Film Wahyu: Penerapan Multiple Characters, Multiple Point of Views untuk Menimbulkan Emosi Penonton Terhadap Tokoh Wahyu

    Thumbnail
    View/Open
    Skripsi Penciptaan_Nada Leo Prakasa_190110401031.pdf (4.772Mb)
    Date
    2024-01-29
    Author
    PRAKASA, Nada Leo
    Metadata
    Show full item record
    Abstract
    Pada karya tugas akhir, pengkarya sebagai sutradara akan membuat film dengan menggunakan konsep penyutradaraan multiple characters, multiple point of views. Konsep penyutradaraan ini merupakan salah satu dari konsep penyutradaraan yang memanfaatkan sudut pandang tokoh yang ada dalam film. Topik yang pengkarya angkat dalam film tugas akhir pengkarya adalah pelecehan seksual yang ada di pondok pesantren. Pondok pesantren menjadi tempat membina moral para santri dengan membatasi interaksi antara santri lawan jenis. Pembatasan antara santri putra dan santri putri dilakukan untuk menghindari perilaku buruk, seperti zina. Namun adanya pembatasan ini justru menimbulkan fenomena pelecehan seksual yang disebut dengan fenomena nyempet. Pengkarya membuat film ini dilatarbelakangi oleh fenomena nyempet atau pelecehan seksual yang di pondok pesantren. Secara garis besar film ini menceritakan seorang santri baru yang memiliki kelainan seksual ingin melampiaskan hasrat seksnya ke santri lain di pondok barunya, namun seorang santri mengetahui niat santri baru tersebut dan menghalangi aksinya. Film Wahyu merupakan film bergenre thriller berdurasi 17 menit dengan menggunakan pendekatan multiple characters, multiple point of views. Pengkarya menggunakan pendekatan multiple characters, multiple point of views untuk menambah kompleksitas konflik dalam film. Konsep penyutradaraan ini merupakan salah satu dari konsep penyutradaraan yang memanfaatkan sudut pandang tokoh pada film. pengkarya menggunakan konsep ini dengan menghadirkan sudut pandang tiap tokoh dalam film secara naratif dan sinematik. Tujuan pengkarya membuat film ini adalah pengkarya ingin memvisualkan bagaimana ketegangan dan kengerian fenomena nempet yang terjadi pada santri laki-laki di pondok pesantren. Fenomena ini bagi beberapa pondok pesantren (tidak semua pondok pesantren) dianggap sebuah rahasia umum bagi para santri, bahkan praktik ini dianggap suatu hal yang wajar bagi mereka. Beberapa korban dari fenomena ini merasa malu dan trauma, bahkan diantaranya mengalami perubahan orientasi seksual. Pengkarya berharap film ini dapat menjadi bahan renungan mengenai isu pelecehan seksual setelah penonton menyaksikannya. Selain itu, pengkarya berharap film ini menjadi bahan diskusi bagi pihak pondok pesantren agar lebih waspada terhadap isu tersebut sehingga mendapat solusi agar isu ini tidak menjadi fenomena yang terus-menerus berulang di pondok pesantren.
    URI
    https://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/126314
    Collections
    • UT-Faculty of Culture (Cultural Knowledge) [2278]

    UPA-TIK Copyright © 2024  Library University of Jember
    Contact Us | Send Feedback

    Indonesia DSpace Group :

    University of Jember Repository
    IPB University Scientific Repository
    UIN Syarif Hidayatullah Institutional Repository
     

     

    Browse

    All of RepositoryCommunities & CollectionsBy Issue DateAuthorsTitlesSubjectsThis CollectionBy Issue DateAuthorsTitlesSubjects

    My Account

    LoginRegister

    Context

    Edit this item

    UPA-TIK Copyright © 2024  Library University of Jember
    Contact Us | Send Feedback

    Indonesia DSpace Group :

    University of Jember Repository
    IPB University Scientific Repository
    UIN Syarif Hidayatullah Institutional Repository