dc.contributor.author | PRAKASA, Nada Leo | |
dc.date.accessioned | 2025-05-08T07:46:35Z | |
dc.date.available | 2025-05-08T07:46:35Z | |
dc.date.issued | 2024-01-29 | |
dc.identifier.issn | issn | |
dc.identifier.nim | 190110401031 | en_US |
dc.identifier.uri | https://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/126314 | |
dc.description | Finalisasi oleh Taufik Tgl 8 Mei 2025 | en_US |
dc.description.abstract | Pada karya tugas akhir, pengkarya sebagai sutradara akan membuat film
dengan menggunakan konsep penyutradaraan multiple characters, multiple point
of views. Konsep penyutradaraan ini merupakan salah satu dari konsep
penyutradaraan yang memanfaatkan sudut pandang tokoh yang ada dalam film.
Topik yang pengkarya angkat dalam film tugas akhir pengkarya adalah pelecehan
seksual yang ada di pondok pesantren. Pondok pesantren menjadi tempat
membina moral para santri dengan membatasi interaksi antara santri lawan jenis.
Pembatasan antara santri putra dan santri putri dilakukan untuk menghindari
perilaku buruk, seperti zina. Namun adanya pembatasan ini justru menimbulkan
fenomena pelecehan seksual yang disebut dengan fenomena nyempet. Pengkarya
membuat film ini dilatarbelakangi oleh fenomena nyempet atau pelecehan seksual
yang di pondok pesantren.
Secara garis besar film ini menceritakan seorang santri baru yang
memiliki kelainan seksual ingin melampiaskan hasrat seksnya ke santri lain di
pondok barunya, namun seorang santri mengetahui niat santri baru tersebut dan
menghalangi aksinya. Film Wahyu merupakan film bergenre thriller berdurasi 17
menit dengan menggunakan pendekatan multiple characters, multiple point of
views. Pengkarya menggunakan pendekatan multiple characters, multiple point of
views untuk menambah kompleksitas konflik dalam film. Konsep penyutradaraan
ini merupakan salah satu dari konsep penyutradaraan yang memanfaatkan sudut
pandang tokoh pada film. pengkarya menggunakan konsep ini dengan
menghadirkan sudut pandang tiap tokoh dalam film secara naratif dan sinematik. Tujuan pengkarya membuat film ini adalah pengkarya ingin
memvisualkan bagaimana ketegangan dan kengerian fenomena nempet yang
terjadi pada santri laki-laki di pondok pesantren. Fenomena ini bagi beberapa
pondok pesantren (tidak semua pondok pesantren) dianggap sebuah rahasia umum
bagi para santri, bahkan praktik ini dianggap suatu hal yang wajar bagi mereka.
Beberapa korban dari fenomena ini merasa malu dan trauma, bahkan diantaranya
mengalami perubahan orientasi seksual.
Pengkarya berharap film ini dapat menjadi bahan renungan mengenai isu
pelecehan seksual setelah penonton menyaksikannya. Selain itu, pengkarya
berharap film ini menjadi bahan diskusi bagi pihak pondok pesantren agar lebih
waspada terhadap isu tersebut sehingga mendapat solusi agar isu ini tidak menjadi
fenomena yang terus-menerus berulang di pondok pesantren. | en_US |
dc.description.sponsorship | Muhammad Zamroni, S.Sn., M.Sn. and Ni Luh Ayu Sukmawati, S.Pd., M.Hum. | en_US |
dc.language.iso | other | en_US |
dc.publisher | Fakultas Ilmu Budaya | en_US |
dc.subject | MULTIPLE CHARACTERS | en_US |
dc.subject | MULTIPLE POINT | en_US |
dc.title | Penyutradaraan Film Wahyu: Penerapan Multiple Characters, Multiple Point of Views untuk Menimbulkan Emosi Penonton Terhadap Tokoh Wahyu | en_US |
dc.title.alternative | Directing a Movie Wahyu: Implementation of Multiple Characters, Multiple Point of Views to Create Arouse the Audience's Emotions towards the Character Wahyu | en_US |
dc.type | Skripsi | en_US |
dc.identifier.prodi | Program Studi Televisi dan Film | en_US |
dc.identifier.pembimbing1 | Muhammad Zamroni, S.Sn., M.Sn. | en_US |
dc.identifier.pembimbing2 | Ni Luh Ayu Sukmawati, S.Pd., M.Hum. | en_US |
dc.identifier.validator | Taufik | en_US |
dc.identifier.finalization | Taufik | en_US |