Evaluasi Kesesuaian Lahan dan Rekomendasi Pengelolaan Lahan Tanaman Pangan di Sub DAS Kesambi Berbasis Sistem Matching

Abstract

Daerah Aliran Sungai (DAS) Bedadung, khususnya Sub DAS Kesambi di Kabupaten Jember, memiliki potensi besar dalam budidaya tanaman pangan seperti padi tadah hujan, jagung, dan kedelai. Namun, pemanfaatan lahan yang belum optimal serta kondisi lahan kritis menyebabkan fluktuasi produksi tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kesesuaian lahan guna mendukung perencanaan penggunaan lahan yang tepat melalui analisis biofisik dan sifat fisika-kimia tanah. Parameter biofisik yang dianalisis meliputi koordinat lokasi, ketinggian, kemiringan lereng, drainase, dan curah hujan. Sementara parameter fisika-kimia mencakup tekstur, pH, C-organik, KTK, N-total, P₂O₅, K₂O, dan kejenuhan basa. Penelitian dilakukan dari April 2022 hingga April 2023 dengan metode survei lapangan, pengambilan sampel, dan analisis laboratorium. Evaluasi kesesuaian lahan dilakukan dengan metode matching terhadap persyaratan tumbuh masing-masing tanaman.

Hasil menunjukkan bahwa jenis tanah dominan adalah Andisols dan Inceptisols, dengan curah hujan rata-rata 2415 mm/tahun dan klasifikasi Oldeman C3. Kondisi drainase cukup hingga baik, topografi bervariasi dari landai hingga curam, dan tanah memiliki karakteristik agak kasar dengan pH agak masam hingga masam. Kandungan hara tanah seperti N-total, P₂O₅, dan K₂O tergolong rendah hingga sangat rendah. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa kelas kesesuaian lahan aktual berada pada kategori sesuai marjinal hingga tidak sesuai, sedangkan kelas potensial mencakup kategori cukup sesuai, sesuai marjinal, dan tidak sesuai. Kelas cukup sesuai hanya ditemukan pada SPL 8 untuk tanaman kedelai. Hubungan antara kelas kesesuaian lahan dengan produktivitas menunjukkan korelasi yang lemah untuk padi dan jagung, namun cukup kuat untuk kedelai. Oleh karena itu, diperlukan pengelolaan lahan melalui konservasi tanah, pengaturan waktu tanam, dan peningkatan kesuburan tanah untuk mengoptimalkan produktivitas pertanian di Sub DAS Kesambi.