Multiplikasi Tunas Tembakau Secara In vitro Menggunakan Benzyl Amino Purine dan Furfuryl Amino Purine Melalui Metode Thin Cell Layer
Abstract
Tembakau (Nicotiana tabacum L.) merupakan tanaman musiman bernilai ekonomi tinggi di Indonesia, termasuk sebagai komoditas ekspor meskipun penggunaannya tidak untuk konsumsi pangan. Produksi tembakau berkualitas tinggi salah satunya berasal dari Jember, dengan kualitas daun ditentukan oleh warna, bentuk, aroma, ketebalan, dan kehalusan. Namun, sifat penyerbukan silang pada tembakau menyebabkan ketidakhomogenan bibit saat diperbanyak melalui biji. Kultur in vitro menjadi alternatif untuk menghasilkan bibit yang seragam dan berkualitas dalam waktu singkat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon eksplan tembakau terhadap pemberian sitokinin berupa BAP dan kinetin, serta mengetahui kombinasi terbaik dari kedua hormon tersebut untuk pertumbuhan dan perkembangan eksplan. Penelitian dilakukan dengan rancangan faktorial 4×3 menggunakan 12 kombinasi perlakuan (BAP 0–4 ppm; Kinetin 0–4 ppm) yang diulang 3 kali. Parameter kuantitatif yang diamati meliputi kedinian eksplan berkalus dan bertunas, jumlah tunas, dan jumlah daun. Parameter kualitatif mencakup persentase kalus dan tunas, warna serta tekstur kalus. Data dianalisis menggunakan ANOVA dan dilanjutkan dengan uji DMRT pada taraf 95%. Hasil menunjukkan bahwa konsentrasi BAP berpengaruh nyata terhadap kedinian kalus, sedangkan interaksi BAP dan kinetin berpengaruh sangat nyata terhadap kedinian tunas, jumlah tunas, dan jumlah daun. Perlakuan P2 (BAP 3 ppm) menunjukkan hasil terbaik untuk pembentukan kalus, sedangkan P2M2 (BAP 3 ppm; Kinetin 4 ppm) memberikan respon terbaik terhadap hampir semua parameter pertumbuhan eksplan. Pemberian kombinasi BAP dan kinetin juga menunjukkan persentase pembentukan kalus dan tunas mencapai 100%. Penelitian ini mendukung potensi penggunaan kultur in vitro sebagai metode perbanyakan bibit tembakau unggul secara efisien.
Collections
- UT-Faculty of Agriculture [4352]