Hubungan Kapasitas Tukar Kation dengan Angka Atterberg serta Sebaran Jenis Clay Dominan pada Lahan Sawah di Kabupaten Banyuwangi
Abstract
Kabupaten Banyuwangi merupakan daerah yang mampu menjadi lahan
pertanian berkelanjutan berdasarkan kondisi iklim, kondisi wilayah dan juga jenis
tanah. Kegiatan pertanian yang dilakukan dalam jangka waktu panjang akan
menyebabkan kondisi lahan yang berbeda dari kondisi awal lahan. Pengelolaan
tanah yang juga dilakukan secara terus-menerus tanpa memperhatikan kondisi
lahan dapat menyebabkan ketidaksesuaian lahan dengan sifat kimia dan fisika
yang juga akan berdampak pada produktivitas pertanian. Penelitian ini bertujuan
untuk memberikan informasi mengenai hubungan antara KTK tanah dengan
variabel angka atterberg dan akivitas clay, yang kemudian akan didapat informasi
mengenai tipe mineral clay yang mendominasi pada tanah sawah serta
persebarannya pada lahan sawah Kabupaten Banyuwangi.
Penelitian bersifat kuantitatif, pengambilan contoh tanah dilakukan secara
terusik pada lahan sawah yang sebelumnya telah dilakukan clustering. Data
penelitian diperoleh melalui analisis laboratorium. Analisis KTK tanah
menggunakan metode destilasi, analisis batas atterberg dilakukan menggunakan
metode cassagrande, tekstur tanah dilakukan menggunakan metode pipet tekstur
dan pH NaF menggunakan pH meter. Hasil data penelitian akan diolah
menggunakan software ArcGis untuk mendapat peta sebaran jenis klei dominan
pada lahan sawah daerah penelitian. Hasil dari penelitian menunjukkan
kesimpulan bahwa kapasitas tukar kation (KTK) tanah memiliki hubungan dengan
batas cair, batas plastis, indeks plastisitas dan % clay serta aktivitas clay. Terdapat
8 jenis klei yang diperoleh dari penelitian ini, yaitu : calcite, halloysite hydrate,
hallotsite dehydrate, illite, kaolinite, mica, quartz dan alofan. dengan 3 jenis clay
yang paling mendominasi adalah quartz, halloysite hydrate dan kaolinite.
Collections
- UT-Faculty of Agriculture [4352]