Analisis Rantai Pasok dan Nilai Tambah pada PT. Mitra Jamur Indonesia di Kabupaten Jember
Abstract
Jamur tiram merupakan salah satu dari sekian banyak jamur yang dapat
dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Produksi jamur tiram pada masyarakat
Indonesia diberbagai provinsi tergolong tinggi, hal tersebut membuktikan bahwa
minat sayuran berupa jamur di berbagai kalangan masyarakat masih banyak
diminati. Dalam usahatani jamur tiram diperlukan adanya pemilihan lokasi,
pembuatan kumbung, pembuatan media tanam (baglog), inokulasi, inkubasi,
penumbuhan jamur pada media tanam tersebut, perawatan, serta pengendalian
hama. Pembuatan baglog atau media tanam pada jamur diperlukan beberapa alat
serta bahan, alat tersebut meliputi karet gelang, koran, sekop, ember, plastik PP,
dan cincin paralon, sedangkan bahan yang digunakan meliputi serbuk kayu, tepung
jagung, dedak atau bekatul, dolomit atau kapur dan air.
Kendala yang dihadapi dalam usahatani jamur tiram adalah iklim, hal tersebut
dikarenakan pertumbuhan jamur sangat bergantung pada suhu dan kelembaban
udara pada kumbung, selain itu Jamur tiram sensitif atas perubahan cuaca dan
mudah busuk atau rusak (perishable). Sedangkan pada kegiatan produksi media
tanam (baglog) kendala yang dihadapi yakni sulitnya bahan baku yang didapatkan
yakni serbuk kayu. Salah satu perusahaan yang memproduksi jamur tiram adalah
PT. Mitra Jamur Indonesia. Tingginya produksi media tanam (baglog) pada PT.
Mitra Jamur yang yang diproduksi setiap harinya serta sulitnya bahan baku serbuk
kayu agar produksi tetap berjalan serta banyaknya aktifitas bisnis yang dijalankan
mulai dari usahatani hingga pemanenan dan banyaknya petani jamur yang
melakukan kemitraan maka perlu adanya pola kemitraan dengan pihak lain dengan
tujuan membentuk aliran rantai pasok yang optimal agar perputaran keuangan
perusahaan terus berjalan, dari banyaknya aktifitas bisnis akan mempengaruhi
tingkat efisiensi pada berbagai kegiatan khususnya usahatani, tingkat efisiensi dalam melakukan kegiatan akan berpengaruh terhadap pendapatan perusahaan.
Oleh sebab itu rantai pasok, nilai tambah, serta pendapatan dan efisiensi usahatani
pada PT. Mitra Jamur Indonesia merupakan fokus dari penelitian ini.
Penelitian ini bertujuan untuk (1) Mengetahui proses aliran rantai pasok
media tanam (baglog) dan jamur tiram pada PT. Mitra Jamur Indonesia (2)
Mengetahui nilai tambah media tanam (baglog) dan jamur tiram pada PT. Mitra
Jamur Indonesia (3) Mengetahui pendapatan dan efisiensi penggunaan biaya pada
PT. Mitra Jamur Indonesia. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode deskriptif dan analitik. Metode deskriptif dalam penelitian ini digunakan
untuk menganalisis aliran rantai pasok jamur tiram pada PT. Mitra Jamur Indonesia,
sedangkan untuk nilai tambah dan analisis pendapatan dan efisiensi usahatani
dengan metode analitik.
Hasil penelitian menunjukkan Berdasarkan hasil (1) rantai pasokan media
tanam (baglog) pada PT. Mitra Jamur Indonesia terdapat dua pelaku rantai pasok
yakni PT. Mitra Jamur Indonesia sebagai produsen dan petani cluster sebagai
konsumen, sedangkan pada rantai pasokan jamur tiram terdapat beberapa pelaku
rantai pasok yaitu : PT. Mitra Jamur Indonesia, pedagang besar, industri olahan
jamur crispi, dan konsumen. Setiap pelaku rantai pasok yang terkait tersebut
memiliki peran masing-masing. (2) Besarnya nilai tambah yang didapat yakni untuk
nilai tambah media tanam (baglog) sebesar Rp. 945 per baglog dengan rasio 59,9%
dan untuk nilai tambah jamur tiram sebesar Rp 4.167 per kilogram dengan rasio
53,87,9%. (3) hasil analisis perhitungan pendapatan yang didapatkan oleh PT. Mitra
Jamur Indonesia, dari kegiatan produksi media tanam (baglog) pendapatan sebesar
Rp 1.960.302 dengan profitabilitas sebesar 119,5% dan efisiensi usahatani jamur
tiram yang dianalisis dengan alat analisis R/C Ratio dihasilkan angka 1,19 yang
artinya setiap 1 rupiah dapat menghasilkan sebesar 1,19 rupiah. Pada usahatani
yakni pendapatan sebesar Rp 7.738.472 dengan profitabilitas sebesar 109,02% dan
efisiensi usahatani jamur tiram yang dianalisis dengan alat analisis R/C Ratio
dihasilkan angka 2,001 yang artinya setiap 1 rupiah dapat menghasilkan sebesar
2,001 rupiah.
Collections
- UT-Faculty of Agriculture [4352]