Analisis Tingkat Kepuasan Penghuni Permukiman Berdasarkan Faktor Ekistik di Perkotaan Kabupaten Jember
Abstract
Kebutuhan minimal tiap individu idealnya terdiri atas kebutuhan akan
makanan, pakaian, perumahan, pendidikan, kesehatan, air dan sanitasi, serta
transportasi dan partisipasi (Radwan & Alfthan, 1978). Menurut Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia
menyatakan bahwa setiap orang berhak untuk bertempat tinggal serta
berkehidupan yang layak. Pemenuhan permukiman yang layak mampu
meningkatkan kualitas kehidupan penghuni (Mahdi & Purwanto, 2018). Maka
diperlukan perspektif dari penghuni permukiman sebagai tolak ukur guna menilai
keberhasilan penyelenggaraan suatu permukiman (Duil, 2019).
Tingkat kepuasan memiliki nilai yang dinamis dan bergantung kepada
latar belakang, pengalaman, dan kebutuhan personal masing-masing penghuni
(Lara & Bekker, 2012). Maka, teori Doxiadis (1968) dipilih sebagai komponen
penilaian tingkat kepuasan karena kemampuannya untuk dapat menjabarkan pola
hubungan yang holistik antar manusia, manusia dengan masyarakat, serta manusia
dengan alam. Adapun komponen faktor ekistik yang dikaji pada teori Doxiadis
sebagai pembentuk permukiman berupa alam (nature), manusia (man),
masyarakat (society), perlindungan (shell), dan jaringan (network). Permukiman
dibuat untuk memuaskan manusia yang terbentuk dari kekuatan sosial, ekonomi,
politik, ideologi yang terangkum dalam teori ekistik (Siregar, F; dkk.).
Lokasi penelitian dipilih karena Provinsi Jawa Timur berada pada posisi
10 besar provinsi terpadat di Indonesia, tepatnya pada peringkat ke-6 dengan
kepadatan penduduk sebanyak 850 jiwa/ km2 (Databoks, 2022). Diperkuat oleh
fakta bahwa perkotaan Kabupaten Jember berkedudukan sebagai Pusat Kegiatan
Wilayah (PKW) pada Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Timur Tahun
2011-2031. Hal ini berarti Kabupaten Jember berfungsi untuk melayani kegiatan
skala provinsi atau kegiatan beberapa kabupaten/kota. Selain itu, bahasan
mengenai upaya pembangunan perumahan dan permukiman menuju pemenuhan
kebutuhan rumah tinggal sejalan dengan misi Kabupaten Jember nomor enam
yang berbunyi “Meningkatkan ketersediaan infrastruktur yang handal dan
berkelanjutan” dan tertuang pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah
Kabupaten Jember Tahun 2005-2025. Subjek dan objek penelitian yang akan
disajikan diklasifikasikan berdasarkan jenis permukiman, yaitu perumahan formal
dan perumahan informal.
Penelitian ini menggunakan metode Customer Satisfaction Index (CSI)
untuk mengukur tingkat kepuasan secara keseluruhan (Aritonang, 2005). Lalu,
analisis Importance-Performance Analysis (IPA) juga perlu diaplikasikan untuk
mengetahui atribut yang paling dibutuhkan oleh penghuni (Budi Setiawan Santoso
& Muhammad Fauzi Anwar, 2015). Selanjutnya, analisis Strength, Weakness,
Opportunity, and Threat (SWOT) dan Internal Factor Analysis Summary (IFAS)
dan External Factor Analysis Summary (EFAS) digunakan untuk merumuskan
arahan pengembangan permukiman. Adapun variabel penelitian yang diujikan
merupakan faktor ekistik dan beberapa faktor tambahan, dengan rincian berupa
aspek alam, manusia, masyarakat, perlindungan, dan jaringan.
Seluruh variabel penelitian memiliki kondisi yang valid serta reliabel dan
menunjukkan bahwa masyarakat perumahan formal memiliki tingkat kepuasan
sebesar 78,56% dengan prioritas utama pengembangan berupa aspek yang
berkaitan dengan ketersediaan jaringan pengolahan limbah dan drainase,
kedekatan dengan pusat pendidikan, dan kualitas material banguna. Sedangkan
pada perumahan informal memiliki tingkat kepuasan dengan ambang puas atau
nilai CSI sebesar 73,06% dengan prioritas utama yang dapat dikembangkan
seputar aspek prasarana dan tingkat keamanan. Adapun arahan pengembangan
yang ideal dilakukan pada perumusan perkembangan perumahan formal dan
informal adalah pengaplikasian komposisi strategi Weakness-Opportunity dengan
strategi pengembangan yang berfokus pada aspek-aspek penting
Collections
- UT-Faculty of Engineering [4173]