Post-Traumatic Stress Disorder (PTSD) pada Korban Banjir Sungai Semangir Kecamatan Kaliwates Kabupaten Jember : Analisis Deskriptif
Abstract
Gangguan Stress Pasca-trauma atau Post Trumatic Stress Disorder (PTSD)
merupakan masalah psikologis yang disebabkan oleh peristiwa traumatis seperti
bencana banjir, dengan ditandai adanya fikiran yang berulang, mimpi buruk, dan
kilas balik. PTSD dapat berlangsung selama berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun
setelah terpapar peristiwa traumatis, sehingga dapat menyebabkan penderitanya
mengalami gangguan integritas diri, seperti mengalami ketakutan yang berlebih,
kecemasan, ketidakberdayaan, bahkan potensi kerusakan fisik yang serius.
Berdasarkan hasil studi pendahuluan ditemukan bahwa banjir akibat meluapnya
sungai Semangir menimbulkan kerugian yang sangat signifikan, dan berdasarkan
penyataan pemerintah daerah setempat serta dari hasil pencarian literatur yang
dilakukan peneliti, belum terdapat penelitian mengenai PTSD pasca banjir di
Kabupaten Jember. Oleh karena itu, perlu dilakukan penanganan yang serius dan
tindakan lebih lanjut oleh stakeholder. Peneliti sebagai mahasiswa keperawatan
berupaya untuk mendeskripsikan status kesehatan psikologis masyarakat pasca
peristiwa banjir sungai Semangir agar kemudian dapat ditindaklanjuti, karena
apabila tidak segera dilakukan deteksi sejak saat ini, dikhawatirkan dampak
psikologis dari peristiwa traumatis tersebut menjadi berkepanjangan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran kejadian PTSD
pada korban banjir sungai Semangir yang dijelaskan dalam karakteristik dan
gejala-gejala PTSD yang muncul pada responden. Jenis penelitian ini adalah
penelitian analisis deskriptif kuantitatif dengan pendekatan cross sectional
menggunakan data primer dan data sekunder yaitu catatan yang diperoleh dari
laporan atau rekap data ketua RW mengenai karakteristik warga perumahan BMP
Mangli Kecamatan Kaliwates Kabupaten Jember. Teknik pengambilan sampel
yaitu cluster sampling dengan jumlah sampel sebanyak 247 KK. Analisis yang
digunakan adalah analisa data univariat yang disajikan dalam bentuk tabel
distribusi frekuensi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik responden penelitian
berdasarkan usia didapatkan nilai modus 55 tahun, yang merupakan kategori lansia
awal (46-55 tahun), berjenis kelamin perempuan 53,8% dan laki-laki 46,2%,
pendidikan terakhir SD-SMP 8,5%, SMA 32,4%, dan perguruan tinggi 59,1%.
Berdasarkan status pekerjaan sebagai buruh/petani 2,8%, sebagai PNS 21,5%,
wiraswasta 34,4%, dan mengurus rumah tangga (MRT) atau tidak bekerja 41,3%.
Berdasarkan penghasilan perbulan responden yang berpenghasilan dibawah 500
ribu 34%, rentang 500 ribu-1 juta 10,9%, rentang 1 juta- 1,5 juta 12,1%, dan
penghasilan lebih dari 1,5 jt sebesar 42,9%. Berdasarkan riwayat trauma
sebelumnya sebanyak 86,2% responden mengaku tidak ada riwayat, pernah
kecelakaan 0,8%, dan kehilangan dan berduka 13,0%. Berdasarkan gejala PTSD
yang dialami responden yaitu mengalami gejala pengalaman berulang (reexperiencing) 78,2%, penghindaran (Avoidance) 58,3%, perubahan negative dalam
suasana hati dan kognisi (Negative alternations in mood and cognitions) 29,5%,
dan gejala perubahan gairah rangsangan dan reaktifitas (Hyperarousal and
reactivity) 45,8%. Adapun hasil penelitian mengenai indikasi PTSD ditemukan
bahwa 18,2% responden mengalami PTSD dan 81,8% responden tidak mengalami
PTSD dengan nilai Z= 2.996 dan p-value 0.000, yang artinya terdapat perbedaan
bermakna pada gejala PTSD korban banjir sungai Semangir.
Berdasarkan hasil penelitian diharapkan korban banjir lebih memperhatikan
terkait keluhan yang dialaminya terutama gejala stres pasca trauma untuk
kemudian diperiksakan ke pelayanan kesehatan guna mendapatkan penanganan
yang tepat. Adapun upaya pencegahan yang dapat dilakukan yaitu tetap berusaha
menjaga kesehatan psikologis dengan menerapkan mekanisme pertahanan yang
positif, menghindari stres berlebihan, bersosialisasi dan mampu terbuka, dan
menjalankan aktivitas yang disenangi. Selain itu diharapkan pelayanan kesehatan
maupun peneliti selanjutnya dapat melakukan pengkajian yang mendalam dan
pemantauan kesehatan korban untuk kemudian diberikan intervensi yang tepat
guna mengoptimalkan kesejahteraan dan kualitas hidupnya.
Collections
- UT-Faculty of Nursing [1570]