Implementasi Algoritma Dijkstra dalam Menentukan Rute Terpendek Jalan Antar Objek Pariwisata
Abstract
Kabupaten Banyuwangi terletak di ujung timur Pulau Jawa dengan luas
daratan 5.782,5 km persegi menjadikan Banyuwangi sebagai kabupaten terluas di
Jawa Timur dan Kabupaten Banyuwangi terbagi menjadi 25 kecamatan dan 217
desa/kelurahan. Pada tahun 2022 jalan di Banyuwangi adalah 2.953,42 km
termasuk di dalamnya jalan Negara, Provinsi dan Kabupaten dan 1.853,45 km
permukaan jalan sudah di aspal beton (Hotmix). Sedangkan jumlah penduduk di
kabupaten Banyuwangi pada tahun 2022 sebanyak 1.731.731 jiwa, yang didominasi
oleh jumlah perempuan sedikit di atas jumlah laki-laki (BPS, 2023). Berdasarkan
data dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banyuwangi pengunjung
wisatawan mancanegara yang datang ke Banyuwangi pada tahun 2021 sebanyak
1.772 wisatawan dan meningkat pesat pada tahun 2022 sebanyak 14.642
wisatawan. Berdasarkan keresahan peneliti yang sering dihadapi pada saat akan
mengunjungi objek pariwisata di Banyuwangi yaitu peneliti kesulitan memilih rute
terpendek untuk mencapai lokasi pariwisata. Selain dari permasalahan tersebut,
terdapat juga permasalahan beberapa rute sedang tidak beroperasi yang disebabkan
oleh beberapa kondisi seperti pembangunan jembatan, pembangunan jalan utama,
bencana alam dan lain sebagainya.
Dari permasalahan tersebut dapat diselesaikan dengan penerapan sebuah
algoritma rute terpendek, seperti algoritma Dijkstra, dan dengan bantuan sebuah
sistem yang dapat mengatasi masalah rute sedang yang tidak beroperasi. Algoritma
Dijkstra adalah algoritma yang menggunakan graf berbobot dah berarah di mana
bobot masing-masing node diwakili oleh jarak antar titik. Perhitungan algoritma
Dijkstra memerlukan data node dan edge yang dikumpulkan langsung dari Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banyuwangi dan dari google maps. Tahap
berikutnya adalah digitasi peta setelah data dikumpulkan. Pada titik ini, peneliti menghubungkan node dengan node lain dengan bobot terdekat. Node dinotasikan
sebagai objek pariwisata, dan jalan dinotasikan sebagai edge. Setelah semua data
node dan edge terkumpul, format data graf diubah ke format JSON sebagai
database. Perhitungan algoritma Dijkstra kemudian dapat dilakukan dengan data
dan rumus yang telah ditetapkan. Dengan penerapan sistem berbasis web
memungkinkan pengguna menemukan rute terpendek dan mengetahui kondisi jalan
apabila terdapat jalan yang tidak beroperasi. Bahasa pemrograman JavaScript dan
framework ReactJS digunakan untuk membangun sistem ini dengan bantuan SDLC
waterfall.
Dari Hasil penelitian menunjukkan bahwa algoritma Dijkstra sangat
membantu dalam pembuatan sistem menentukan rute terpendek. Output (luaran)
yang dihasilkan mampu mendapatkan jalur rute terpendek jalan antar objek
pariwisata secara akurat. Sementara hasil dari pembangunan sistem dalam
penelitian ini adalah sebuah sistem berbasis web yang bertujuan untuk memberikan
informasi tentang rute terpendek jalan antar objek pariwisata di Kabupaten
Banyuwangi dengan menggunakan perhitungan algoritma Dijkstra. Sistem ini
memiliki banyak fitur, seperti halaman beranda yang dapat diakses oleh pengguna,
halaman mengedit status edge, melakukan pencarian rute terpendek jalan antar dua
objek pariwisata, dan melihat hasil pencarian rute terpendek dengan bantuan API
google maps.