Pengaruh Pemberian Hormon Sitokinin dan Giberelin Terhadap Pertumbuhan Bibit Hasil Sambung Stek Batang Bawah Orthotrop Pada Tanaman Kopi Robusta (Coffea canephora).
Abstract
Angka produksi kopi di Indonesia menurut status pengusahaanya mengalami penurunan akibat menggunakan tanaman kopi yang sudah tua, klon tidak jelas, dan penerapan GAP belum optimal sehingga diperlukan perbanyakan secara sambung stek. Untuk menunjang pertumbuhan bibit kopi maka aplikasi hormon sitokinin dan giberelin dapat digunakan pada fase pembibitan kopi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh hormon sitokinin dan giberelin terhadap pertumbuhan bibit kopi robusta pada metode perbanyakan secara sambung stek batang bawah orthotrop. Metode yang digunakan adalah rancangan acak lengkap faktorial dengan 2 faktor dan diulang sebanyak 3 kali. Faktor I adalah konsentrasi hormon sitokinin terdiri 3 dari taraf yaitu S1 (0 ppm), S2 (50 ppm), S3 (100 ppm). Faktor II adalah konsentrasi hormon giberelin terdiri dari 3 taraf yaitu G1 (0 ppm), G2 (50 ppm), dan G3 (100 ppm). Hasil penelitian menunjukkan (1) terdapat interaksi antara pemberian hormon sitokinin dan giberelin terhadap variabel pengamatan diameter batang, jumlah tunas, tinggi tanaman, panjang akar primer, jumlah akar primer, berat basah daun, berat kering daun, dan berat basah akar (2) pemberian hormon sitokinin meningkatkan pertumbuhan bibit kopi robusta pada variabel pengamatan jumlah daun, panjang akar primer, jumlah akar primer, berat basah daun, berat kering daun, berat basah akar, berat kering akar, dan kandungan klorofil (3) pemberian hormon giberelin meningkatkan pertumbuhan bibit kopi robusta pada variabel pengamatan yaitu diameter batang, tinggi tunas, panjang akar primer, jumlah akar primer, dan berat kering akar. Pemberian konsentrasi 50 ppm sitokinin dan giberelin memberikan pertumbuhan terbaik.
Collections
- UT-Faculty of Agriculture [4334]