Penerapan Algoritma Genetika Untuk Optimasi Komposisi Makanan Pada Individu Dengan Prediabetes
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk menangani kurangnya pemahaman
mengenai keseimbangan komposisi makanan pada penderita prediabetes.
Kondisi prediabetes memiliki risiko berkembang menjadi diabetes melitus tipe
2 yang dapat memicu berbagai komplikasi kesehatan. Tujuan dari penelitian
ini adalah mengoptimalkan komposisi makanan bagi individu prediabetes
menggunakan algoritma genetika, dengan harapan dapat membantu
mengontrol kadar gula darah dan mencegah perkembangan diabetes.
Penelitian ini memanfaatkan algoritma genetika untuk mengoptimalkan
komposisi makanan berdasarkan data nutrisi dari bahan makanan yang
tersedia di pasar Indonesia. Data tersebut diambil dari situs Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia. Proses penelitian meliputi pengumpulan dan
pemrosesan awal data, pembuatan model algoritma genetika, serta pengujian
algoritma untuk mendapatkan hasil optimasi komposisi makanan yang tepat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa algoritma genetika efektif dalam
mengoptimalkan komposisi makanan untuk individu prediabetes dengan
parameter optimal yaitu jumlah populasi pada iterasi luar (outer) 20 dan iterasi
dalam (inner) 25, jumlah generasi pada iterasi luar 20 dan iterasi dalam 25,
crossover rate pada iterasi luar 0.8 dan iterasi dalam 0.2, serta mutation rate
pada iterasi luar 0.4 dan iterasi dalam 0.6. Hasil akurasi yang didapatkan
sebesar 71,4% nilai ini lebih tinggi dibandingkan akurasi sebelum
menggunakan algoritma genetika, yaitu sebesar 69.4%. Model yang dihasilkan
mampu menyediakan variasi makanan bergizi yang sesuai dengan preferensi
individu, sehingga membantu mencegah perkembangan prediabetes menjadi
diabetes tipe 2. Kesimpulan penelitian ini adalah bahwa optimasi komposisi
makanan menggunakan algoritma genetika dapat membantu individu prediabetes dalam mengatur pola makan dan mencegah komplikasi kesehatan.
Penggunaan algoritma genetika terbukti memberikan hasil yang akurat dan
bisa diterapkan dalam perencanaan diet harian. Penelitian ini juga
merekomendasikan pengujian lebih lanjut dengan variasi data yang lebih luas
serta mempertimbangkan faktor-faktor lain seperti aktivitas fisik dan kondisi
kesehatan spesifik untuk meningkatkan akurasi dan efektivitas model optimasi
komposisi makanan.