dc.description.abstract | Kopi (Coffea s.p) merupakan salah satu komoditas perkebunan yang ada di Indonesia. Komoditas kopi memiliki peran yang cukup penting bagi sektor perekonomian Indonesia, baik sebagai sumber pendapatan bagi petani, sumber devisa, penghasil bahan baku industri, maupun penyedia lapangan kerja melalui kegiatan pengolahan, pemasaran, dan perdagangan (ekspor dan impor). Produksi kopi konvensional menggunakan sumberdaya seperti energi, pupuk, air, dan tanah yang dapat berpotensi menimbulkan dampak signifikan terhadap lingkungan. Permasalahan yang sedang dihadapi saat ini belum diketahui secara pasti penggunaan energi dan potensi dampak lingkungan dari emisi gas buang. Metode Life Cycle Assessment (LCA) merupakan salah satu metode yang dapat memberikan informasi terkait penggunaan energi, dan emisi yang dihasilkan dari kegiatan on-farm kopi Robusta. Hasil penelitian menunjukkan dalam proses on- farm kopi Robusta seluas satu hektar di Rumah Kopi Banjarsengon (RKB) memerlukan input energi total sebesar 72.343 MJ/ha hingga panen pertama dengan penggunaan energi terbesar terdapat pada tahap perawatan yaitu sebesar 70.656 MJ/ha. Sedangkan emisi yang dihasilkan yaitu gas N2O, CO2, SO2 dan NOx sebesar 19,39 kg, 1.219,46 kg, 0,4 kg, dan NOx 1,1 kg. Potensi dampak terjadinya efek rumah kaca sebesar 6.997,68 kg CO2-eq per hektar, potensi dampak terjadinya hujan asam sebesar 1,17 kg SO2-eq per hektar, dan potensi dampak terjadinya eutrofikasi sebesar 99,28 kg PO4-eq per hektar dengan sumber emisi terbesar berasal dari penggunaan pupuk dan bahan bakar bensin. Rekomendasi yang dapat diberikan adalah dengan mengutamakan penggunaan pupuk organik serta menggunakan pupuk kimia secara efisien yaitu tepat jenis, tepat waktu, tepat dosis, dan tepat cara pemberian dan mengganti jenis bahan bakar yang lebih ramah lingkungan. | en_US |