Hubungan Komunikasi Terapeutik Perawat dengan Ketidakberdayaan Pasien Stroke di RSD dr. Soebandi Jember
Abstract
Stroke merupakan penyakit yang menyerang daerah otak yang menjadi
penyebab kematian nomor 2 di dunia. Penyakit ini sangat berbahaya karena otak
menjadi organ vital yang mengontrol semua fungsi tubuh. Stroke dapat
mengakibatkan disfungsi organ motorik yang berada di dalam tubuh manusia
yang menyebabkan seseorang kehilangan memori, kesulitan berbicara, kesulitan
melihat dan lumpuh total. Pasien stroke umumnya mengalami gangguan fisik,
namun selain itu bisa saja mengalami gangguan psikologis akibat suatu
kehilangan yang sangat besar dan berharga dalam hidupnya berupa kehilangan
mobilitas, pekerjaan, kemandirian, dan kekuatan anggota gerak. Salah satu
gangguan psikologis yang muncul pada pasien stroke adalah ketidakberdayaan.
Ketidakberdayaan ini muncul karena terjadinya ketergantungan terhadap orang
lain yang dapat mengakibatkan iritabilitas, rasa marah, rasa bersalah dan
ketidakpuasan terhadap kemampuan melakukan aktivitas. Oleh karena itu
dibutuhkan komunikasi terapeutik perawat yang baik agar masalah psikologis
ketidakberdayaan tidak muncul pada pasien stroke. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui hubungan antara komunikasi terapeutik perawat dengan
ketidakberdayaan pasien stroke di ruang rawat inap melati RSD dr. Soebandi
Jember.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan
pendekatan cross-sectional study. Pengambilan sampel menggunakan teknik non
probability sampling dengan metode kuota sampling yang melibatkan 70 pasien
stroke yang menjalani perawatan di ruang melati RSD dr. Soebandi Jember.
Penelitian dilakukan di ruang melati RSD dr. Soebandi Jember. Pengambilan data
dilakukan dengan menggunakan kuesioner Komunikasi Terapeutik Perawat dan
Kuesioner Learned Helplessness Scale (LHS). Analisa data dilakukan dengan analisa data univariat dan bivariat. Analisa univariat meliputi : jenis kelamin, usia,
pekerjaan, pendidikan, lama menderita stroke, lama dirumah sakit, dan jumlah
serangan stoke ditunjukkkan dalam bentuk distribusi frekuensi dan persentase.
Analisa bivariat menggunakan uji Kendall’s Tau-c.
Hasil penelitian menunjukkan menurut presepsi pasien, komunikasi
terapeutik yang dilakukan oleh perawat dalam kategori baik sebanyak 57 orang
(81,4%) dan sebagian besar mengalami ketidakberdayaan negatif sebanyak 61
orang (87,1%) yang artinya tingkat ketidakberdayaan pasien masih dalam kategori
ringan. Analisa data menggunakan Kendall’s Tau-c menunjukan (p value = 0,031)
yang berarti adanya antara komunikasi terapeutik perawat dan ketidakberdayaan
pasien stroke di ruang rawat inap melati RSD dr. Soebandi Jember. Pada koefisien
korelasi menunjukkan nilai sebesar -0.206 yang berarti hubungan antara
komunikasi terapeutik perawat dan ketidakberdayaan pasien stroke adalah negatif,
artinya jika semakin baik komunikasi terapeutik perawat maka ketidakberdayaan
pasien stroke akan menurun dan memiliki hubungan kuatan lemah.
Indikator respon ketidakberdayaan, keterlibatan dan tanggung jawab
terhadap perawatan diri diketahui bahwa sebanyak 33 orang (47,1%) menyatakan
sangat tidak setuju dengan pernyataan “saya tidak dapat menemukan solusi untuk
masalah yang sulit, berkaitan dengan penyakit stroke yang diderita” yang artinya
keterlibatan dan tanggung jawab terhadap perawatan diri sudah dapat dikatakan
cukup baik. Pasien dapat menemukan solusi terkait masalah stroke nya, dimana
solusi tersebut didapatkan dari petugas kesehatan, baik dokter maupun perawat.
Sejalan dengan penerapan komunikasi terapeutik, perawat sudah baik dalam
menerapkan komunikasi terapeutik pada semua tahapan, baik tahap orientasi,
tahap kerja dan tahap terminasi. Hal tersebut membuat pasien merasa paham akan
penyakitnya dan termotivasi untuk sembuh, sehingga meminimalkan rasa
ketidakberdayaan.
Dari penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara
komunikasi terapeutik perawat dan ketidakberdayaan pasien stroke di ruang rawat
inap melati RSD dr. Soebandi Jember. Penerapan komunikasi terapeutik perawat
yang efektif dan sesuai diharapkan dapat menghilangkan rasa ketidakberdayaan
yang timbul pada pasien stroke.
Collections
- UT-Faculty of Nursing [1554]