Show simple item record

dc.contributor.authorKRISTIANA, Ike
dc.date.accessioned2025-02-17T08:12:50Z
dc.date.available2025-02-17T08:12:50Z
dc.date.issued2023-06-23
dc.identifier.nim192310101037en_US
dc.identifier.urihttps://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/125390
dc.descriptionFinalisasi unggah file repositori tanggal 17 Februari 2025_Kurnadien_US
dc.description.abstractStroke merupakan penyakit yang menyerang daerah otak yang menjadi penyebab kematian nomor 2 di dunia. Penyakit ini sangat berbahaya karena otak menjadi organ vital yang mengontrol semua fungsi tubuh. Stroke dapat mengakibatkan disfungsi organ motorik yang berada di dalam tubuh manusia yang menyebabkan seseorang kehilangan memori, kesulitan berbicara, kesulitan melihat dan lumpuh total. Pasien stroke umumnya mengalami gangguan fisik, namun selain itu bisa saja mengalami gangguan psikologis akibat suatu kehilangan yang sangat besar dan berharga dalam hidupnya berupa kehilangan mobilitas, pekerjaan, kemandirian, dan kekuatan anggota gerak. Salah satu gangguan psikologis yang muncul pada pasien stroke adalah ketidakberdayaan. Ketidakberdayaan ini muncul karena terjadinya ketergantungan terhadap orang lain yang dapat mengakibatkan iritabilitas, rasa marah, rasa bersalah dan ketidakpuasan terhadap kemampuan melakukan aktivitas. Oleh karena itu dibutuhkan komunikasi terapeutik perawat yang baik agar masalah psikologis ketidakberdayaan tidak muncul pada pasien stroke. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara komunikasi terapeutik perawat dengan ketidakberdayaan pasien stroke di ruang rawat inap melati RSD dr. Soebandi Jember. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross-sectional study. Pengambilan sampel menggunakan teknik non probability sampling dengan metode kuota sampling yang melibatkan 70 pasien stroke yang menjalani perawatan di ruang melati RSD dr. Soebandi Jember. Penelitian dilakukan di ruang melati RSD dr. Soebandi Jember. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner Komunikasi Terapeutik Perawat dan Kuesioner Learned Helplessness Scale (LHS). Analisa data dilakukan dengan analisa data univariat dan bivariat. Analisa univariat meliputi : jenis kelamin, usia, pekerjaan, pendidikan, lama menderita stroke, lama dirumah sakit, dan jumlah serangan stoke ditunjukkkan dalam bentuk distribusi frekuensi dan persentase. Analisa bivariat menggunakan uji Kendall’s Tau-c. Hasil penelitian menunjukkan menurut presepsi pasien, komunikasi terapeutik yang dilakukan oleh perawat dalam kategori baik sebanyak 57 orang (81,4%) dan sebagian besar mengalami ketidakberdayaan negatif sebanyak 61 orang (87,1%) yang artinya tingkat ketidakberdayaan pasien masih dalam kategori ringan. Analisa data menggunakan Kendall’s Tau-c menunjukan (p value = 0,031) yang berarti adanya antara komunikasi terapeutik perawat dan ketidakberdayaan pasien stroke di ruang rawat inap melati RSD dr. Soebandi Jember. Pada koefisien korelasi menunjukkan nilai sebesar -0.206 yang berarti hubungan antara komunikasi terapeutik perawat dan ketidakberdayaan pasien stroke adalah negatif, artinya jika semakin baik komunikasi terapeutik perawat maka ketidakberdayaan pasien stroke akan menurun dan memiliki hubungan kuatan lemah. Indikator respon ketidakberdayaan, keterlibatan dan tanggung jawab terhadap perawatan diri diketahui bahwa sebanyak 33 orang (47,1%) menyatakan sangat tidak setuju dengan pernyataan “saya tidak dapat menemukan solusi untuk masalah yang sulit, berkaitan dengan penyakit stroke yang diderita” yang artinya keterlibatan dan tanggung jawab terhadap perawatan diri sudah dapat dikatakan cukup baik. Pasien dapat menemukan solusi terkait masalah stroke nya, dimana solusi tersebut didapatkan dari petugas kesehatan, baik dokter maupun perawat. Sejalan dengan penerapan komunikasi terapeutik, perawat sudah baik dalam menerapkan komunikasi terapeutik pada semua tahapan, baik tahap orientasi, tahap kerja dan tahap terminasi. Hal tersebut membuat pasien merasa paham akan penyakitnya dan termotivasi untuk sembuh, sehingga meminimalkan rasa ketidakberdayaan. Dari penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara komunikasi terapeutik perawat dan ketidakberdayaan pasien stroke di ruang rawat inap melati RSD dr. Soebandi Jember. Penerapan komunikasi terapeutik perawat yang efektif dan sesuai diharapkan dapat menghilangkan rasa ketidakberdayaan yang timbul pada pasien stroke.en_US
dc.description.sponsorshipDosen Pembimbing Utama : Ns. Erti Ikhtiarini Dewi, S.Kep.,M.Kep, Sp.Kep.J Dosen Pembimbing Anggota : Ns. Enggal Hadi Kurniyawan, S.Kep., M.Kepen_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherFakultas Keperawatanen_US
dc.subjectKomunikasi Terapeutik Perawaten_US
dc.subjectKetidakberdayaan Pasien Strokeen_US
dc.subjectRSD dr. Soebandi Jemberen_US
dc.titleHubungan Komunikasi Terapeutik Perawat dengan Ketidakberdayaan Pasien Stroke di RSD dr. Soebandi Jemberen_US
dc.typeSkripsien_US
dc.identifier.prodiIlmu Keperawatanen_US
dc.identifier.pembimbing1Ns. Erti Ikhtiarini Dewi, S.Kep.,M.Kep, Sp.Kep.Jen_US
dc.identifier.pembimbing2Ns. Enggal Hadi Kurniyawan, S.Kep., M.Kepen_US
dc.identifier.validatorvalidasi_repo_ratna_Februari 2025en_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record