Pengaruh Konsumsi Virgin Coconut Oil terhadap Kadar MDA pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Jember
Abstract
Stres oksidatif merupakan kondisi ketidakseimbangan antara jumlah radikal
bebas (prooksidan) yang dihasilkan tubuh dan jumlah antioksidan untuk
menetralkannya. Level stres oksidatif yang tinggi menyebabkan kadar
malondialdehid (MDA) yang merupakan produk dari peroksidasi lipid dan salah
satu marker stres oksidatif meningkat. Salah satu populasi yang rentan terhadap
stres oksidatif adalah mahasiswa kedokteran. Hal tersebut disebabkan oleh
beberapa faktor seperti stres psikologis akibat tuntutan akademik yang tinggi, pola
hidup dan tidur yang buruk, hingga paparan lingkungan yang buruk. Secara
fisiologis tubuh akan melawan radikal bebas dengan sistem antioksidan endogen.
Tetapi ketika produksi radikal bebas ini berlebihan dan fungsi antioksidan endogen
terbatas, suplementasi antioksidan eksogen ini menjadi penting untuk melindungi
sel dari efek radikal bebas. Virgin Coconut Oil (VCO) merupakah salah satu sumber
antioksidan eksogen yang kaya akan asam lemak rantai menengah dan antioksidan
yang dapat menurunkan kadar MDA akibat peroksidasi lipid. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui kadar MDA mahasiswa kedokteran dan apakah
terdapat pengaruh konsumsi VCO terhadap kadar MDA pada mahasiswa Fakultas
Kedokteran Universitas Jember.
Penelitian ini termasuk kedalam uji klinis dengan desain penelitian pre-test
and post-test control group design. Subjek penelitian merupakan 30 mahasiswa
Fakultas Kedokteran Universitas Jember yang memenuhi kriteria inklusi dan
eksklusi. Penelitian ini menggunakan 2 kelompok yaitu kelompok kontrol dan
perlakuan. Kelompok kontrol diberikan intervensi berupa pemberian plasebo 0,5%,
sedangkan kelompok perlakuan diberikan intervensi berupa pemberian VCO.
Subjek penelitian meminum 30 ml plasebo atau VCO per harinya selama 28 hari.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata kadar MDA pre-test
mahasiswa kedokteran lebih tinggi pada kelompok perlakuan (2,875 ± 0,358
nmol/mL) dibandingkan kelompok kontrol (2,720 ± 0,274 nmol/mL). Namun kadar
MDA post-test pada kelompok perlakuan (2,571 ± 0,126 nmol/mL) memiliki ratarata kadar MDA yang lebih rendah dibandingkan kelompok kontrol (2,683 ± 0,151
nmol/mL). Uji independent T-test kadar MDA post-test antara kelompok kontrol
dan perlakuan didapatkan perbedaan yang signifikan (p-value 0,037 < 0,05). Dapat
disimpulkan bahwa terdapat pengaruh konsumsi VCO terhadap kadar MDA pada
mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Jember.
Collections
- UT-Faculty of Medical [1498]