Perubahan Prolin pada Tanaman Padi Aromatik Tercekam Kekeringan (Poly Ethylene Glycol)
Abstract
Perubahan pola cuaca dunia, terutama yang berhubungan dengan pemanasan
global, dapat menyebabkan ketidakpastian iklim, termasuk hujan yang tidak
teratur dan kekeringan. Hal ini berpotensi mengancam pertanian dan produksi
pangan global karena tanaman memerlukan air yang cukup untuk pertumbuhan
yang optimal. Kekeringan dapat menyebabkan penurunan hasil panen, terutama
pada tanaman padi aromatik lokal. Penelitian tentang bagaimana tanaman padi
aromatik bereaksi terhadap kekeringan, khususnya dengan menggunakan Poly
Ethylene Glycol (PEG) sebagai simulasi, bertujuan untuk memahami perubahan
prolin pada tanaman tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi
perubahan prolin pada tanaman padi aromatik dalam menghadapi cekaman
kekeringan. Manfaatnya membantu pengembangan varietas tanaman yang lebih
tahan terhadap kekeringan dan memberikan landasan bagi penelitian selanjutnya
di bidang ini.
Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial, yaitu
penggunaan varietas padi aromatik lokal sebagai faktor pertama dan variasi
konsentrasi atau tekanan dari senyawa kimia PEG (Poly Ethylene Glycol) 6000
sebagai faktor kedua. Terdapat 69 kombinasi perlakuan dan 3 kali ulangan dengan
total 207 satuan percobaan. Data dianalisis menggunakan Analysis of Variance
(ANOVA) dan apabila hasil berbeda nyata, maka akan dilakukan analisis lanjutan
dengan uji DMRT (Duncan’s Multiple Range Test) taraf nyata 5%. hasil analisa
pengaruh perlakuan interaksi kedua faktor berpengaruh sangat nyata terhadap
tinggi tanaman, kandungan klorofil total dan kandungan prolin. Perlakuan faktor
tunggal baik dari varietas padi maupun konsentrasi PEG juga menunjukkan
pengaruh sangat nyata terhadap semua parameter pengamatan
Tinggi tanaman padi pada semua varietas dengan perlakuan konsentrasi
PEG 20% (K2) mengalami penurunan tinggi tanaman yang terendah.
Konsentrasi PEG 0% (K0) pada semua varietas menunjukkan hasil tinggi
tanaman pada akhir pengamatan tertinggi, jika dibandingkan dengan perlakuan
konsentrasi PEG 10% (K1) dan PEG 20% (K2). Pemberian konsentrasi PEG
mampu menurunkan klorofil total pada semua varietas tanaman padi lokal yang diujikan, kecuali pada 5 varietas mengalami kenaikan seiring dengan konsentrasi
PEG meningkat. Klorofil total tanaman padi pada semua varietas kecuali pada
perlakuan varietas V2, V3, V10, V11, dan V12 dengan perlakuan konsentrasi
PEG 20% (K2) mengalami penurunan klorofil total yang terendah. pemberian
konsentrasi PEG mampu menaikkan kandungan prolin pada semua varietas
tanaman padi lokal yang diujikan. Kandungan prolin tanaman padi pada semua
varietas dengan perlakuan konsentrasi PEG 0% (K0) mengalami penurunan
kandungan prolin yang terendah. Konsentrasi PEG 20% (K2) pada semua
varietas menunjukkan hasil kandungan prolin tertinggi, jika dibandingkan
dengan perlakuan konsentrasi PEG 10% (K1) dan konsentrasi PEG 20% (K2).
Keseluruhan varietas memiliki respon positif terhadap cekaman kekeringan
berdasarkan pada semakin meningkatnya konsentrasi cekaman kekeringan
meningkatkan kandungan prolin pada tanaman padi. Perlakuan konsentrasi
cekaman kekeringan konsentrasi PEG 10% dan 20% dapat menurunkan tinggi
tanaman juga kandungan klorofil total tanaman padi, kecuali pada kandungan
klorofil total pada varietas Rojolele Delangu (V2), Perlakuan varietas Mentik
Wangi Banjarnegara (V3), varietas Mapan 5 Banjarnegara (V10), varietas Genjah
Arum (V11), dan varietas Situ Patenggang (V12). Perlakuan konsentrasi cekaman
kekeringan konsentrasi PEG 10% dan konsentrasi PEG 20% dapat meningkatkan
kandungan prolin sebagai senyawa osmoprotektan. Beberapa varietas
menunjukkan nilai selisih relatif rata-rata meningkat mengindikasikan varietas
terkait lebih toleran dibandingkan tanaman yang peka.
Collections
- UT-Faculty of Agriculture [4277]