Pengaruh Konsentrasi PGPR dan Pupuk Daun terhadap Pertumbuhan Bibit Kopi Robusta (Coffea robusta)
Abstract
Kopi merupakan komoditas perkebunan yang memiliki peran penting dalam perekonomian Indonesia. Negara Indonesia sebagai peringkat ke 4 sebagai produsen biji kopi di dunia. Kopi robusta sebagai salah satu kopi yang dominan diusahakan pada perkebunan rakyat dengan luasan mencapai 968,88 hektar. Pada tahun 2022 produktivitas kopi robusta sebesar 840 kg/ha, sedangkan potensi hasil kopi robusta unggul mampu mencapai 3700 kg/ha. Rendahnya produktivitas kopi disebabkan oleh kondisi pertanaman kopi yang tidak produktif, petani masih menggunakan bibit dari benih sapuan dan penggunaan klon lokal. Teknologi budidaya perlu dikembangkan dengan perbaikan bahan tanam berupa bibit unggul. Penyediaan bibit yang umumnya dilakukan petani diperoleh melalui perbanyakan secara generatif, tetapi memerlukan waktu yang lama ketika pindah tanam. Lamanya waktu pindah tanam dipengaruhi oleh rendahnya kesuburan tanah pada media pembibitan sehingga tanah mengeras dan kurang mampu dalam menyimpan air, maka solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut melalui pemupukan. Plant Growth Promoting Rhizobacteria merupakan agen hayati kelompok mikroba tanah yang berada di sekitar perakaran tanaman yang dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman. PGPR pada media pembibitan dapat memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah. PGPR memberikan pengaruh bagi tanaman baik secara langsung maupun tidak langsung. Secara langsung PGPR berperan dalam menyediakan unsur hara melalui fiksasi nitrogen, pelarut fosfat, dan menghasilkan hormon pertumbuhan, sedangkan secara tidak langsung mampu menghasilkan antibiotik yang dapat menghambat aktivitas patogen. Selama proses pembibitan pemupukan lewat tanah jika tidak tepat akan menyebabkan pupuk cepat menguap sehingga pemupukan lewat daun dinilai lebih efektif dengan menggunakan pupuk daun. Pupuk daun merupakan pupuk anorganik yang mengandung unsur makro dan mikro yang dibutuhkan oleh tanaman untuk pertumbuhan vegetatif. Pupuk daun yang diaplikasikan melalui daun mudah diserap oleh tanaman. Penelitian ini dilakukan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial dengan 2 faktor, 3 kali ulangan dan terdapat 12 kombinasi perlakuan dengan total 36 unit percobaan. Faktor pertama adalah konsentrasi PGPR dengan 4 taraf yaitu tanpa PGPR (0 mL/L), 15 mL/L, 30 mL/L dan 45 mL/L, sedangkan faktor kedua adalah konsentrasi pupuk daun dengan 3 taraf yaitu tanpa pupuk daun (0 g/L), 2 g/L dan 4 g/L. Parameter yang diamati antara lain tinggi tanaman, diameter batang, jumlah daun, luas daun, indeks klorofil, panjang akar, volume akar, berat segar dan berat kering. Data yang telah diperoleh dilakukan analisis menggunakan Analysis of Variance (ANOVA). Jika terdapat perbedaan yang nyata dilakukan uji lanjut menggunakan Duncan Multiple Range Test (DMRT) dengan taraf ɑ = 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi perlakuan konsentrasi PGPR 45 mL/L dan konsentrasi pupuk daun 2 g/L menunjukkan hasil terbaik terhadap berat segar bibit. Faktor konsentrasi PGPR 45 mL/L memberikan pengaruh nyata terhadap variabel tinggi tanaman, diameter batang, jumlah daun, luas daun, indeks klorofil, panjang akar, volume akar dan berat kering. Faktor konsentrasi pupuk daun 2 g/L menunjukkan pengaruh nyata terhadap jumlah daun, luas daun dan indeks klorofil.
Collections
- UT-Faculty of Agriculture [4239]