Hubungan Kontrol Diri dengan Kejadian Nomophobia pada Remaja Awal di Wilayah Agrikultural Kabupaten Jember
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara kontrol diri
dengan kejadian nomophobia pada remaja awal di wilayah agrikultural Kabupaten
Jember. Desain penelitian yang digunakan adalah korelasi dengan pendekatan cross
sectional. Teknik sampling yang digunakan adalah proportional stratified random
sampling dengan jumlah sampel sebanyak 333 remaja awal kelas VII, VIII, dan IX
di SMP Negeri 1 Wuluhan dan SMP Negeri 2 Wuluhan. Pengumpulan data
dilakukan pada bulan Mei 2023 dengan cara menyebarkan kuesioner kontrol diri
untuk menilai kontrol diri dan Nomophobia Questionnaire (NMP-Q) untuk menilai
kejadian nomophobia. Analisis hubungan kedua variabel menggunakan uji korelasi
kendall tau c dengan nilai ρ value < 0,05.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden
memiliki kontrol diri sedang yaitu 203 responden (61,3%) dan sisanya yaitu 129
responden (38,7%) memiliki kontrol diri tinggi. Sedangkan pada variabel kejadian
nomophobia, sebagian besar responden yaitu 197 responden (59,2%) mengalami
nomophobia sedang dan sisanya yaitu 73 responden (21,9%) mengalami
nomophobia berat, 62 responden (18,6%) mengalami nomophobia ringan, serta
hanya 1 responden (0,3%) yang tidak mengalami nomophobia. Hasil analisis
bivariat menggunakan uji korelasi kendall tau c didapatkan nilai ρ value = 0,001
dan r = -0,229. Nilai tersebut menunjukkan bahwa hipotesis alternatif (Ha) diterima
yaitu terdapat hubungan yang signifikan antara kontrol diri dengan kejadian nomophobia pada remaja awal di wilayah agrikultural Kabupaten Jember. Kedua
variabel tersebut memiliki korelasi -0,229 yang artinya korelasi lemah dan arah
korelasi negatif berarti semakin tinggi kontrol diri maka semakin ringan kejadian
nomophobia. Kejadian nomophobia pada remaja awal semakin sering terjadi
sebagai dampak meningkatnya angka kepemilikan telepon pintar pada remaja awal.
Oleh karena itu, remaja awal membutuhkan kontrol diri yang adekuat agar dapat
mengelola penggunaan telepon pintar.
Kesimpulan penelitian ini adalah terdapat hubungan yang signifikan antara
kontrol diri dengan kejadian nomophobia pada remaja awal di wilayah agrikultural
Kabupaten Jember. Perawat jiwa dan perawat komunitas diharapkan dapat
berkoordinasi dengan pihak sekolah untuk menyusun intervensi keperawatan yang
sesuai dengan kategori kontrol diri dan kejadian nomophobia pada siswa
Collections
- UT-Faculty of Nursing [1527]