Pengujian Model Peringatan Dini Krisis Nilai Tukar Kaminsky: Studi Kasus Amerika Serikat
Abstract
Krisis ekonomi merupakan kondisi terjadinya penurunan ekonomi hingga
berdampak pada kestabilan keuangan suatu negara. Menurut Keynes (1936), krisis
disebabkan oleh kekurangan permintaan agregat yang menyebabkan kegiatan
produksi semakin berkurang sehingga permasalahan akan berdampak pada
peningkatan pengangguran dan depresi (Ascarya, 2009). Untuk mencegah atau
setidaknya mengelola perekonomian dunia dengan lebih baik, menemukan sistem
peringatan dini yang efektif telah menjadi isu penting dan telah dikembangkan oleh
beberapa peneliti (Chang, et, al, 2008).
Krisis terjadi akibat dari kredit dalam negeri yang tidak konsisten dengan
nilai tukar tetap yang menyebabkan munculnya serangan spekulatif yang memaksa
nilai tukar ditinggalkan (Krugman 1979). Sedangkan pendekatan krisis yang
dikembangkan oleh Kaminsky & Reinhart (1996) mengatakan bahwa krisis yang
terjadi diakibatkan oleh nilai tukar dan juga terjadinya krisis perbankan. Sejumlah
makalah teoritis menganalisa interaksi antara krisis nilai tukar dan krisis perbankan
dan bagaimana arah dari hubungan sebab akibat antara keduanya.
Dalam menjawab permasalahan pada rumusan masalah, menggunakan dua
metode yaitu analisis deskriptif dan regresi logit yang menggunakan data dari The
Fed periode 2001-2022. Dari hasil regresi dengan model logit, didapatkan bahwa
variabel yang signifikan pada ambang batas m = 1 dihasilkan bahwa variabel FDI
dan nilai tukar berpengaruh negatif signifikan terhadap probabilitas terjadinya
krisis. Sedangkan untuk variabel unemployement, inflasi, dan suku bunga
berpengaruh positif namun tidak signifikan dalam memengaruhi probabilitas
terjadinya krisis di Amerika Serikat. Untuk variabel NPL berpengaruh negatif
terhadap terjadinya krisis namuntidak berpengaruh secara signifikan. Pada
penggunaan ambang batas dengan m = 1,5 didapatkan hasil bahwa variabel
unemployement berpengaruh positif signifikan terhadap terjadinya krisis keuangan di Amerika Serikat. Sedangkan inflasi, dan suku bunga berpengaruh positif namun
tidak signifikan dalam memengaruhi probabilitas terjadinya krisis. Variabel FDI
dan nilai tukar berpengaruh negatif signifikan terhadap probabilitas terjadinya
krisis.