Pengembangan Model Pembelajaran B-Pro DeTEct (Brainstorming, Problem Solving, Design Prototype, Try, Evaluate of Conflicts
Abstract
Pembelajaran abad 21 merupakan pembelajaran yang berbasis student
centered, peserta didik diberi kebebasan dalam mencari sumber. Oleh karena itu,
untuk menghadapi tuntutan abad 21, siswa memiliki kemampuan 4C yaitu
kemampuan berfikir kritis, komunikasi, kolaborasi, dan kreatif. Oleh karena itu
dilakukan pengembangan model pembelajaran untuk mendorong terbentuknya 4C,
salah satunya yaitu model pembelajaran berbasis Brain Based Learning (BBL).
Berdasarkan angket yang dibuat ditemukan bahwa 70% guru menyatakan bahwa
hasil belajar dan kemampuan berfikir kreatif siswa masih rendah dan perlu
ditingkatkan. Salah satu upaya untuk mengatasi masalah tersebut dengan cara
mengadaptasi model pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa dan guru,
sehingga memberi motivasi belajar serta berpikir kreatif kepada siswa dengan
mengembangkan metode Engineering Design Process (EDP). Keterkaitan antara
model EDP dengan BBL yang menuntut untuk siswa memahami fenomena sains
dan sosial di lingkungannya dengan cara yang menyenangkan dan dapat menunjang
keterampilan berpikir kreatif pada siswa mengembangkan model pembelajaran
baru dari keterkaitan kedua model tersebut menjadi B-Pro DeTEct (Brainstorming,
Problem Solving, Design Prototype, Try, Evaluate of Conficts).
Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan model pembelajaran BProDe TEct (Brainstorming, Problem Solving, Design Prototype, Try, Evaluate of
Conficts) yang valid, praktis, dan efektif untuk meningkatkan berpikir kreatif dan
hasil belajar IPA siswa SMP/MTs.
Subjek penelitian pengembangan model pembelajaran B-Pro DeTEct ini
adalah siswa SMP/MTs kelas VIII. Pelaksanaan penelitian dilakukan pada semester
ganjil tahun 2022/2023. Waktu penelitian model B-Pro DeTEct yang akan
dilaksanakan pada bulan November tahun ajaran 2022/2023. Tempat penelitian
model ini di 3 sekolah SMP/MTs Kabupaten Banyuwangi. Validitas model
pembelajaran B-Pro DeTEct didefinisikan sebagai rerata presentase penilaian
terhadap indikator validasi dari tiga validator ahli terhadap model pembelajaran BPro DeTEct, yang diukur menggunakan lembar penilaian validasi meliputi
perangkat pembelajaran terdiri atas silabus, RPP, soal tes, dan komponen model
pembelajaran (sintakmatik, sistem sosial, prinsip reaksi, sistem pendukung,
dampak instruksional, dan dampak pengiring) minimal berada pada kategori valid.
Rerata persentase penilaian keterlaksanaan dari observer pembelajaran yang diukur
menggunakan lembar observasi dari tiga orang observer yang melakukan
pengamatan selama proses pembelajaran, dinyatakan praktis apabila
keterlaksanaan pembelajaran minimal berada dalam kategori praktis dan respon
siswa terhadap kegiatan pembelajaran minimal kategori baik.
Hasil uji kevalidan menunjukkan rerata persentase penilaian kevalidam
instrument validasi model pembalajaran B-Pro DeTEct. Hasil penilaian dari
masing-masing validator sebesar 81,25%, 100%, dan 75% dengan total rerata
persentase penilaian validitas tersebut sebesar 85,41%. Pengujian kepraktisan
menghasilkan rerata persentase keterlaksanaan pembelajaran dengan model
pembelajaran B-Pro DeTect. Hasil penilaian dari masing-masing observer pada uji
coba kelompok kecil (P1 dan P2) serta pada uji efektivitas kelompok besar (P3)
sebesar 94,73%, 94,73%, dan 89,47% dengan total rerata 92,97%. Berdasarkan
hasil efektifitas maka diperoleh data efektifitas bahwa pada kelas yang dilakukan
pengembangan model pembelajaran nilai pretest dan posttest adalah 0,46 dan
termasuk kategori sedang.
Pengembangan Model B-Pro DeTEct (Brainstorming, Identification Problem
Solving, Design Prototype, Try, Evaluate of Conflicts) untuk Meningkatkan
Berpikir Kreatif dan Hasil Belajar Siswa SMP/MTs dinyatakan valid oleh validator
dan praktis merupakan model pembelajaran yang telah memenuhi kriteria
kepraktisan berdasarkan hasil penilaian keterlaksanaan pembelajaran berkategori praktis serta respon guru dan respon siswa berkategori baik. Untuk keefektifan
model B-Pro DeTEct memenuhi kriteria keefektifan berdasarkan hasil tes hasil
belajar dan berpikir kreatif berada di kategori sedang