Toksisitas Campuran Ekstrak Daun Sirih (Piper betle L.) dan Daun Mangga (Mangifera indica L.) terhadap Mortalitas Larva Nyamuk Aedes aegypti L. dan Pemanfaatannya Sebagai Buku Referensi
Abstract
Toksisitas Campuran Ekstrak Daun Sirih (Piper betle L.) dan Daun
Mangga (Mangifera indica L.) terhadap Mortalitas Larva Nyamuk Aedes
aegypti L. dan Pemanfaatannya sebagai Buku Referensi; Hani Nofita Sari;
190210103022; 2023; 88 halaman; Program Studi Pendidikan Biologi, Jurusan
Pendidikan MIPA,Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan; Universitas Jember.
Nyamuk Aedes aegypti L. merupakan vektor utama penyakit demam
berdarah dengue. Kasus demam berdarah dengue (DBD) yang terjadi di Indonesia
merupakan permasalahan utama bagi kesehatan masyarakat dan ancaman serius di
sejumlah wilayah Indonesia. Kementerian Kesehatan Indonesia mencatat bahwa
di tahun 2022 jumlah kasus demam berdarah mengalami peningkatan mencapai
45.387 kasus pada minggu ke 22 dengan jumlah kematian sebanyak 432 kasus.
Melihat adanya kasus yang disebabkan oleh nyamuk Aedes aegypti L. yang
terjadi, maka perlu dilakukan upaya untuk pengendalian nyamuk Aedes aegypti L.
Pengendalian yang sering dilakukan adalah menggunakan insektisida
sintetik karena dianggap efektif, praktis, dan dilihat dari segi ekonomi insektisida
ini lebih menguntungkan. Penggunaan insektisida sintetik secara terus menerus
dapat memicu terjadinya resistensi terhadap nyamuk Aedes aegypti L. dan
mencemari lingkungan jika pengawasan dalam pemakaiannya tidak dilakukan
dengan baik. WHO menghimbau penggunaan abate diganti dengan insektisida
alami karena memiliki sifat yang mudah terurai (biodegradable) serta ramah
lingkungan dan aman untuk kesehatan manusia.
Beberapa jenis tumbuhan yang memiliki potensi sebagai larvasida alami
adalah tumbuhan sirih (Piper betle L.) dan tumbuhan mangga (Mangifera indica
L.). Berbagai hasil penelitian tentang tanaman sirih, menunjukkan bahwa daun
sirih (Piper Betle L.) mengandung senyawa metabolit sekunder seperti alkaloid,
tanin, flavonoid, saponin dan juga minyak atsiri yang bersifat sebagai larvasida.
Senyawa saponin dan alkaloid memiliki cara kerja sebagai racun perut pada larva
sedangkan senyawa flavonoid dan minyak atsiri bekerja sebagai racun pernapasan
dan sistem saraf. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya toksisitas
(LC50) campuran ekstrak daun sirih (Piper betle L.) dan daun mangga(Mangifera indica L.) terhadap larva nyamuk Aedes aegypti L. dalam waktu
dedah 24 jam.
Penelitian dilakukan di Sub Laboratorium Toksikologi Program studi
Pendidikan Biologi Universitas Jember. Pelaksanaan penelitian ini dimulai pada
bulan Oktober hingga Januari 2023. Penelitian ini dilakukan dengan melakukan
uji pendahuluan dan uji akhir. Uji pendahuluan bertujuan untuk mendapatkan
serial konsentrasi untuk uji akhir. Serial konsentrasi yang didapatkan berdasarkan
uji pendahuluan adalah 150 ppm, 300 ppm,450 ppm, 600 ppm, 750 ppm dan 900
ppm. Setiap perlakuan menggunakan 20 ekor larva nyamuk Aedes aegypti L.
yang dimasukkan ke dalam 100 ml larutan serial konsentrasi dan kontrol dengan
4 kali pengulangan kemudian diamati dalam waktu dedah 24 jam. Penentuan
LC50 dilakukan dengan analisis probit menggunakan Software SPSS .for Windows
Versi 16.0.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai LC5 dan LC95 campuran ekstrak
daun sirih (Piper betle L.) dan daun mangga (Mangifera indica L.) 150 ppm dan
900 ppm. Sedangkan nilai LC50 nya adalah 499, 323 ppm dengan batas bawah
450,838 ppm dan batas atas 543,133 ppm. Penelitian yang telah dilakukan,
dituangkan dalam produk buku referensi untuk disebarluaskan pada masyarakat.
Uji validasi buku referensi dilakukan oleh 2 dosen sebagai ahli materi dan ahli
media serta 1 mahasiswa untuk menguji kelayakan produk dengan hasil validasi
sebesar 85,04% .
Kesimpulan penelitian yang telah dilakukan adalah campuran ekstrak daun
sirih (Piper betle L.) dan daun mangga (Mangifera indica L.) bersifat toksik
terhadap larva nyamuk Aedes aegypti L. karena memiliki nilai LC< 1000 ppm,
dan buku referensi yang telah disusun dinyatakan layak untuk dijadikan bahan
bacaan masyarakat. Saran dalam penelitian yang telah dilakukan adalah
menganalisis senyawa kimia yang terkandung dalam masing-masing ekstrak dan
melakukan uji kandungan fitokimia ekstrak.