Pemanfaatan Sensor TCRT5000 dalam Deteksi dan Monitoring Kadar Gula Darah secara Non-invasive Berbasis Teknologi Internet of Things
Abstract
Pada saat ini penyakit diabetes melitus di Indonesia sebesar 1,5% dari 172,5
juta jiwa, dan menurut IDI (Ikatan Dokter Indonesia) menyatakan bahwa penyakit
diabetes meningkatb 70 kali lipat. Perkembangan teknologi memberikan
kemudahan terhadap aktivitas manusia terutama dalam dunia kesehatan, tentunya
memberikan dampak bagi masyarakat, dimana hampir semua aktivitas manusia
dilakukan secara instan. Akibatnya akan banyak masyarakat cenderung memilih
makanan cepat saji, yang mana di antara makanan tersebut tinggi akan kadar gula
darah. Kadar gula darah atau yang disebut dengan glukosa merupakan hasil dari
metabolisme karbohidrat dalam peredaran darah yang dikontrol oleh insulin untuk
menjadi sumber energi utama. Faktor yang mempengaruhi peningkatan kadar gula
darah adalah konsumsi karbohidrat secara berlebihan dan melakukan aktivitas fisik
yang kurang. Pada saat ini pengukuran kadar gula darah yang dilakukan oleh tenaga
medis masih banyak menggunakan teknik invasive, dimana pengukuran ini amsih
dianggap kurang efektif. Dengan demikian, penelitian ini dilakukan untuk
mendeteksi kadar gula darah secara non-invasive menggunakan sensor TCRT5000,
dimana pengawasan berbasis Internet of Things (IoT) dengan smartphone.
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui rancangan bangun alat kadar gula
darah berbasis Internet of Things dan tingkat akurasinya dari kinerja alatnya. Pada
penelitian ini menggunakan 2 jenis alat, alat invasive berupa glukometer (Safe Accu
2) sebagai alat pembanding dan alat non-invasive yang dibuat sendiri menggunakan
sensor TCRT5000. Sebelum pembauatan alat dilakukan pembuatan desain
rancangan alat yang kemudian dirangkai. Sebelum alat digunakan dilakukan
terlebih dahulu kalibrasi alat dengan menggunakan grafik regresi linear. Proses
pengumpulan data dilakukan dengan rentang usia 13-19 tahun dan 2 keadaan yaitu,
saat sebelum makan (puasa) dan 2 jam setelah makan. Setelah mendapatkan hasil
pengukuran dilakukan pengujian dengan mencari nilai kesalahan alat dan akurasi
rata-ratanya.
Penelitian ini menghasilkan nilai kesalahan alat sebesar 1,17% sebelum
makan (puasa) dan 2,45% saat 2 jam setelah makan. Setelah itu, dapat dihitung
akurasi dari alat ukur non-invasive saat sebelum makan (puasa) sebesar 100% -
1,11% = 98,88%, sedangkan 2 jam setelah makan 100% - 2,12% = 97,88%. Jadi,
alat ukur ini dapat digunakan untuk pengukur kadar gula darah secara mandiri
dengan biaya yang cukup terjangkau dan tanpa melukai bagian tubuh. Hasil analisis
statistik diperoleh p-value=0,001, maka dari nilai tersebut dapat disimpulkan
adanya korelasi antara nilai kadar gula darah dengan usia.