Show simple item record

dc.contributor.authorMARHAMAH
dc.date.accessioned2024-08-28T02:11:44Z
dc.date.available2024-08-28T02:11:44Z
dc.date.issued2023-01-12
dc.identifier.nim181510601129en_US
dc.identifier.urihttps://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/124278
dc.descriptionFinalisasi oleh Taufik_Lina Tgl 28 Agustus 2024en_US
dc.description.abstractKabupaten Bondowoso merupakan salah satu daerah pengasil berbagai macam komoditas pangan salah satunya ubi kayu. Kabupaten Bondowoso merupakan salah satu Kabupaten yang memiliki agroindustri produksi tape terbaik dengan bahan baku dari singkong, dikenal dengan sebutan “Kota Tape” karena memiliki cita rasa tersendiri seperti tape berwarna kuning dengan rasa yang legit dan manis. Salah satu kelurahan yang memproduksi oalahan tape di Kabupaten Bondowoso yaitu kelurahan Nangkaan. Banyaknya bahan baku singkong yang sangat melimpah, harga singkong maupun tape masih sangat murah di Kabupaten Bondowoso menjadikan pelaku usaha melakukan deversivikasi produk tape menjadi dodol tape dan pia tape. Salah satu pelaku usaha yang mengelola produk oalahan tape yaitu Agroindustri Raja Tape 31. Agroindustri Raja Tape 31 sudah berdiri lama namun hingga saat ini kondisi usaha masih sangat sederhana, hal ini dapat dilihat dari tempat produksi yang bersekala rumahan serta peralatan yang digunakan masih sederhana. Dalam aspek keuangan, Agroindustri Raja Tape 31 belum adanya pencatatan laporan keuangan secara lengkap dan terperinci karena terkadang tidak melakukan pencatatan secara rutin mengenai laporan keuangan dari proses produksi yang dilakukan serta pencataan proses penjualan. Agroindustri Raja tape 31 juga memiliki kendala dalam proses produksi dimana saat ini sulitnya memperoleh bahan baku singkong. Harga bahan baku yang sekarang mahal dan terkadang mengalami perubahan sewaktu-waktu, seperti halnya juga perubahan harga pada singkong, tepung dan lain-lain. Perubahan yang pernah dialami oleh Agroindustri Raja Tape 31 yaitu kenaikan harga bahan baku singkong sebesar 50%, harga bahan baku singkong sebelum terjadi kenaikan pada tahun 2022 yaitu sebesar Rp. 2,500 hingga 3.500 akan tetapi pada tahun 2022 singkong mengalami kenaikan sebesar Rp.5.000. Penurunan jumlah produksi dodol tape dan pia tape sejak 2 tahun terakhir akibat adanya pandemi covid-19. Oleh karena itu, dilakukan analisis volume penjualan untuk mengetahui jumlah penjualan yang dilakukan oleh Agroindustri Raja Tape 31 dalam 2 tahun terakhir, sedangkan analisis nilai tambah dilakukan untuk mengetahui nilai suatu produk olahan tape yang telah melalui proses pengolahan apakah menguntungkan atau tidak dan pada saluran dan margin pemasaran dilakukan untuk mengetahui alur pemasaran produk yang di pasarkan serta mengetahui harga yang diterima oleh agen dan juga konsemen. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui (1) Volume penjulan dodol tape dan pia tape pada agroindustri Raja Tape 31 di Kabupaten Bondowoso, (2) Nilai tambah pada pengolahan dodol tape dan pia tape pada agroindustri Raja Tape 31 di Kabupaten Bondowoso, (3) saluran dan margin pemasan dodol tape dan pia tape pada agroindustri Raja Tape 31 di Kabupaten Bondowoso. Tempat penelitian bertepat di Jl. Bringpol Sudarlan, Nangkaan Kabupaten Bondowoso. Penelitian ini menggunakan metode pengambilan sampel yaitu metode purposive sampling (Produsen) dan (lembaga pemasaran yang terlibat). Metode analisis data menggunaakan analisis deskriptif statistik, analisis nilai tambah, analisis saluran dan margin pemasaran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Volume penjualan Agroindustri Raja Tape 31 pada penelitian ini menyatakan bahwa terjadi fluktuasi jumlah penjualan saat terjadinya PSBB akibat adanya covid-19. Adanya covid-19 mengakibatkan Agroindustri Raja Tape 31 mengalami fluktuasi penjualan dan penurunan penjualan dodol tape dan pia tape sebesar 25-30%. (2 )Nilai tambah pada produk olahan tape Agroindustri Raja Tape 31 memberikan nilai tambah positif dimana VA > 0. Nilai tambah dodol tape sebesar Rp.6.471,75/kg bahan baku tape dan tepung dengan rasio nilai tambah sebesar 18,34%. Sedangkan nilai tambah pia tape sebesar Rp.46.202,61/kg bahan baku tape dan tepung dengan rasio nilai tambah sebesar 40,62%. Pia tape memiliki nilai tambah yang lebih besar dari pada dodol tape, dimana dalam 8 kilogram bahan baku pia tape mampu menghasilkan output sebanyak 22,75 kilogram. Sedangkan bahan baku dodol tape yang digunakan sebanyak 8,5 kilogram dengan perolehan output dodol tape sebanyak 11,4 kilogram. Sehingga harga pia tape lebih tinggi dari pada dodol tape. (3) Terdapat dua pola saluran pemasaran produk dodol tape dan pia tape pada Agroindustri Raja Tape 31 di Kabupaten Bondowoso yaitu : a. Saluran pemasaran I (Tingkat nol) : Produsen – Konsumen. b. Saluran pemasaran II (Tingkat satu) : Produsen – Pedagang pengecer – Konsumen. (4) Margin saluran pemasaran I dodol tape sebesar 0 dan saluran pemasaran tingkat II dodol tape sebesar Rp. 2.000 dengan distribusi untuk share keuntungan 45,00% dan biaya 9,00%. Margin saluran pemasaran I pia tape sebesar 0 dan saluran pemasaran II sebesar Rp.3000 dengan distribusi share keuntungan 63,33% dan biaya 12,67%.en_US
dc.description.sponsorshipDr. Ir. Joni murti mulyo aji M. Rur. Men_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherFakultas pertanianen_US
dc.subjectNILAI TAMBAH DAN PEMASARANen_US
dc.titleNilai tambah dan Pemasaran Produk Olahan Tape pada Agroindustri Raja Tape 31 di Kabupaten Bondowosoen_US
dc.typeSkripsien_US
dc.identifier.prodiAgribisnisen_US
dc.identifier.nidk19700261994031002en_US
dc.identifier.pembimbing1Dr. Ir joni murti mulyo aji M. Rur. Men_US
dc.identifier.validatorTaufiken_US
dc.identifier.finalizationTaufiken_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record