Perbandingan Metode Geographically Weighted Negative Binomial Regression dan Geographically Weighted Random Forest pada Jumlah Kasus HIV Provinsi Jawa Timur
Abstract
Penyakit HIV merupakan penyakit infeksi menular kronis yang memicu
berhentinya mekanisme sistem kekebalan tubuh manusia. Kasus HIV akan
menjadi progresif apabila pelaksanaan penanganan kasus buruk. Tren kasus HIV
yang tinggi khususnya di Provinsi Jawa Timur pada tahun 2021 sebesar 5538
kasus, menjadi perhatian bagi penulis untuk menganalisis jumlah kasus HIV
dengan metode Geographically Weighted Negative Binomial Regression
(GWNBR) dan Geographically Weighted Random Forest (GWRF).
Faktor yang berkorelasi dengan kasus HIV di Jawa Timur dengan metode
GWNBR menghasilkan 2 kelompok berdasarkan kesamaan variabel signifikan
tiap wilayahnya. Kelompok pertama terdapat 28 kabupaten/kota dengan faktor
yang memengaruhi jumlah kasus HIV adalah persentase pengguna KB ( ),
persentase pengguna narkoba ( ), dan persentase skrining kesehatan ( ).
Kelompok kedua dengan faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah kasus HIV
adalah persentase pengguna KB ( ), persentase pengguna narkoba ( ),
persentase skrining kesehatan ( ), dan tingkat pengangguran terbuka ( ) yang
menyebar di 10 kabupaten/kota. Metode GWNBR diperoleh nilai RMSE sebesar
102,81, nilai MAPE 94,827, dan nilai adalah 0,458.
Hasil pada metode GWRF diperoleh lima kelompok berdasarkan kesamaan
variabel importance tiap wilayahnya. Kelompok pertama dengan faktor-faktor
yang mempengaruhi jumlah kasus HIV adalah persentase pengguna KB ( ),
persentase pengguna narkoba ( ), dan tingkat pengangguran terbuka ( ) terjadi
di 8 kabupaten/kota. Kelompok dua merupakan kelompok dengan wilayah
terbanyak, 60% dari 38 kabupaten/kota yaitu 23 kabupaten/kota disimpulkan
faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah kasus HIV adalah persentase pengguna narkoba ( ), persentase penduduk miskin ( ), dan tingkat pengangguran
terbuka ( ). Kelompok ketiga, persentase pengguna KB ( ), persentase skrining
kesehatan ( ), dan tingkat penggangguran terbuka ( ) merupakan faktor yang
memengaruhi HIV di 3 kabupaten/kota. Kelompok keempat menyatakan faktor
persentase pengguna narkoba ( ), persentase skrining kesehatan ( ), dan tingkat
pengangguran terbuka ( ) memengaruhi jumlah HIV di 3 kabupaten/kota
lainnya. Kelompok kelima hanya ada 1 kabupaten/kota dengan faktor persentase
pengguna KB ( ), persentase pengguna narkoba ( ), dan persentase penduduk
miskin ( ) memengaruhi HIV. Metode GWRF memiliki nilai RMSE dan MAPE
yang lebih kecil dari GWNBR, masing-masing sebesar 25,41 dan 16,9, serta yaitu 0,9669 mendekati 1. Dengan demikian, metode GWRF merupakan model
yang lebih baik dalam menganalisis kasus HIV di Provinsi Jawa Timur tahun
2021.