Show simple item record

dc.contributor.authorWIJAYANTI, Renata
dc.date.accessioned2024-08-27T03:10:44Z
dc.date.available2024-08-27T03:10:44Z
dc.date.issued2023-03-21
dc.identifier.urihttps://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/124233
dc.descriptionFinalisasi oleh Taufik_Afiyah tgl 27 Agustus 2024en_US
dc.description.abstractPenyakit HIV merupakan penyakit infeksi menular kronis yang memicu berhentinya mekanisme sistem kekebalan tubuh manusia. Kasus HIV akan menjadi progresif apabila pelaksanaan penanganan kasus buruk. Tren kasus HIV yang tinggi khususnya di Provinsi Jawa Timur pada tahun 2021 sebesar 5538 kasus, menjadi perhatian bagi penulis untuk menganalisis jumlah kasus HIV dengan metode Geographically Weighted Negative Binomial Regression (GWNBR) dan Geographically Weighted Random Forest (GWRF). Faktor yang berkorelasi dengan kasus HIV di Jawa Timur dengan metode GWNBR menghasilkan 2 kelompok berdasarkan kesamaan variabel signifikan tiap wilayahnya. Kelompok pertama terdapat 28 kabupaten/kota dengan faktor yang memengaruhi jumlah kasus HIV adalah persentase pengguna KB ( ), persentase pengguna narkoba ( ), dan persentase skrining kesehatan ( ). Kelompok kedua dengan faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah kasus HIV adalah persentase pengguna KB ( ), persentase pengguna narkoba ( ), persentase skrining kesehatan ( ), dan tingkat pengangguran terbuka ( ) yang menyebar di 10 kabupaten/kota. Metode GWNBR diperoleh nilai RMSE sebesar 102,81, nilai MAPE 94,827, dan nilai adalah 0,458. Hasil pada metode GWRF diperoleh lima kelompok berdasarkan kesamaan variabel importance tiap wilayahnya. Kelompok pertama dengan faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah kasus HIV adalah persentase pengguna KB ( ), persentase pengguna narkoba ( ), dan tingkat pengangguran terbuka ( ) terjadi di 8 kabupaten/kota. Kelompok dua merupakan kelompok dengan wilayah terbanyak, 60% dari 38 kabupaten/kota yaitu 23 kabupaten/kota disimpulkan faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah kasus HIV adalah persentase pengguna narkoba ( ), persentase penduduk miskin ( ), dan tingkat pengangguran terbuka ( ). Kelompok ketiga, persentase pengguna KB ( ), persentase skrining kesehatan ( ), dan tingkat penggangguran terbuka ( ) merupakan faktor yang memengaruhi HIV di 3 kabupaten/kota. Kelompok keempat menyatakan faktor persentase pengguna narkoba ( ), persentase skrining kesehatan ( ), dan tingkat pengangguran terbuka ( ) memengaruhi jumlah HIV di 3 kabupaten/kota lainnya. Kelompok kelima hanya ada 1 kabupaten/kota dengan faktor persentase pengguna KB ( ), persentase pengguna narkoba ( ), dan persentase penduduk miskin ( ) memengaruhi HIV. Metode GWRF memiliki nilai RMSE dan MAPE yang lebih kecil dari GWNBR, masing-masing sebesar 25,41 dan 16,9, serta yaitu 0,9669 mendekati 1. Dengan demikian, metode GWRF merupakan model yang lebih baik dalam menganalisis kasus HIV di Provinsi Jawa Timur tahun 2021.en_US
dc.description.sponsorshipDr. Yuliani Setia Dewi, S.Si., M.Si Dr. Mohamat Fatekurohman, S.Si., M.Sien_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherFakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alamen_US
dc.subjectGEOGRAPHICALLY WEIGHTED NEGATIVE BINOMIAL REGRESSIONen_US
dc.subjectGEOGRAPHICALLY WEIGHTED RANDOM FORESTen_US
dc.subjectREGRESI BINOMIAL NEGATIFen_US
dc.subjectHIVen_US
dc.titlePerbandingan Metode Geographically Weighted Negative Binomial Regression dan Geographically Weighted Random Forest pada Jumlah Kasus HIV Provinsi Jawa Timuren_US
dc.typeSkripsien_US
dc.identifier.validatorTaufiken_US
dc.identifier.finalizationTaufiken_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record