Hubungan Gaya Pengambilan Keputusan dengan Kepatuhan Minum Obat Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 pada Masa Pandemi Covid-19 di Wilayah Kerja Puskesmas Kaliwates, Jember
Abstract
Pasien diabetes melitus tipe 2 menjadi salah satu pasien yang rentan
terkena infeksi salah satunya infeksi covid-19. Pandemi covid-19 memberikan
dampak pada pemerintah untuk mebuat kebijakan-kebijakan salah satunya PPKM.
Adanya kebijakan tersebut membuat pasien diabetes melitus tipe 2 mengalami
keterbatasan dalam akses pengobatan khususnya di layanan kesehatan. Hal ini
akan berkontribusi terhadap rendahnya kepatuhan minum obat pasien diabetes
melitus tipe 2. Terapi farmakologi menjadi salah satu penatalaksanaan dalam
mengontrol kadar gula dalam darah. Apabila tidak terkontrol akan menimbulkan
banyak komplikasi. Dari sini pasien diabetes melitus tipe 2 harus mampu
mengambil keputusan yang tepat mengenai pengobatannya sebagai sebuah solusi
dalam menyelesaikan masalah tersebut. Pengambilan keputusan yang tepat akan
menentukan keberhasilan dari pengobatan yang dilakukannya khususnya perihal
konsumsi obat-obatan. Pengambilan keputusan tepat dimaksudkan bahwa
pegambilan keputusan diambil berdasarkan fakta, kerasionalan, pertimbangan,
objektif, dan sistematis.
Penelitian ini menggunakan korelasional deskripstif kuantitatif dengan
menggunakan pendekatan cross sectional. Jumlah sampel pada penelitian ini
menggunakan aplikasi G*Power versi 3.1.9.4. dengan sampel sejumlah 112
pasien diabetes melitus tipe 2 yang menjalani pengobatan. Teknik sampling
menggunakan simple random sampling. Kriteria inklusi pada penelitian ini yakni
pasien diabetes melitus tipe 2 yang menjalani pengobatan, pasien diabetes melitus
tipe 2 yang memiliki satu gaya pengambilan keputusan, mampu berkomunikasi
dengan baik, dan bersedia menjadi responden penelitian. Data diperoleh dengan
menggunakan kuesioner GDSM (General Decision Making Style) dan MMAS-8
(Morisky Medication Adherence Scale-8). Analisis univariat untuk data kategorik karakteristik responden akan disajikan dalam bentuk frekuensi dan presentase.
Analisis bivariat menggunakan uji korelasi Fisher’s exact test.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel gaya pengambilan
keputusan pada pasien diabetes melitus tipe 2 yang menjalani pengobatan
sebagian besar responden memiliki gaya pengambilan keputusan intuisi sebesar
68,8%. Sedangkan pada variabel kepatuhan minum obat, pasien diabetes melitus
tipe 2 masuk dalam kategori patuh minum obat yakni sebesar 44,6%. Analisa data
dengan menggunakan uji Fisher’s exact test didapatkan hasil bahwa nilai p value
= 0,000 < 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa Ha diterima sehingga dapat diartikan
bahwa terdapat hubungan antara gaya pengambilan keputusan dengan kepatuhan
minum obat.
Pasien diabetes melitus tipe 2 yang memiliki gaya pengambilan keputusan
intuisi cenderung tidak patuh dalam konsumsi obat yakni sebanyak 57,1%
dibandingkan dengan yang patuh (28,6%). Sedangkan, pasien diabetes melitus
tipe 2 yang memiliki gaya pengambilan keputusan rasional sebagian besar patuh
dalam konsumsi obat-obatan yakni sebesar 81,5% dibandingkan dengan yang
tidak patuh (18,5%). Gaya pengambilan keputusan intuisi yakni pengambilan
keputusan yang lebih mengandalkan firasat dan perasaan serta bersfiat subjektif.
Gaya pengambilan keputusan rasional menjadi gaya pengambilan keputusan yang
baik dan ideal karena bersifat objektif, logis, lebih transparan, konsisten, fakta,
dan memertimbangkan berbagai aspek.
Dari sini dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara gaya
pengambilan keputusan dengan kepatuhan minum obat pasien diabetes melitus
tipe 2 pada masa pandemi covid-19 di wilayah kerja Puskesmas Kaliwates,
Jember. Perawat dapat mengarahkan pasien diabetes melitus untuk menggunakan
gaya pengambilan keputusan rasional dalam menjalani pengobatannya. Perawat
disini dapat memberikan edukasi atau informasi seputar pengobatan diabetes
sehingga pasien mampu menggunakan informasi tersebut dalam menjalankan
pengobatannya khususnya mengenai konsumsi obat-obatan antidiabetik oral.
Collections
- UT-Faculty of Nursing [1531]