Analisis Biaya Transaksi dan Strategi Pemasaran Mangga Garifta di Kecamatan Situbondo
Abstract
Mangga Garifta merupakan varietas mangga baru yang dikembangkan
oleh pemerintah di Kabupaten Situbondo. Mangga Garifta direncanakan sebagai
ikon buah Kabupaten Situbondo karena memiliki keunikan dari segi warna yang
menarik dan rasa yang unik. Keunggulan Mangga Garifta memiliki daya tahan
lebih lama daripada jenis mangga lainnya. Pemerintah Kabupaten Situbondo
memprogramkan Mangga Garifta sebagai komoditas ekspor dalam rangka
perluasan pasar. Pemasaran Mangga Garifta masih terbatas baik secara pasar lokal
dan pasar internasional. Pemasaran Mangga Garifta di pasar nasional ada di pasar
modern seperti supermarket dan restoran. Program perluasan pasar tersebut belum
terealisasi karena produksi Mangga Garifta belum mampu memenuhi permintaan
konsumen. Tahun ini produksi Mangga Garifta menurun hingga 30% dikarenakan
perubahan cuaca sehingga merontokkan bunga.
Keterbatasan pemasaran Mangga Garifta baik lokal dan internasional
berhubungan dengan lembaga pemasaran. Banyaknya lembaga pemasaran yang
terlibat mempengaruhi terbentuknya pola pemasaran. Lembaga pemasaran dalam
melakukan transaksi Mangga Garifta mengeluarkan biaya yang seringkali tidak
dihitung karena nilainya yang terlalu kecil dan sulit teridentifikasi yaitu biaya
transaksi. Struktur biaya transaksi seperti biaya pencarian informasi, biaya
negosiasi dan biaya pengendalian risiko. Pemasaran Mangga Garifta perlu
dioptimalkan dengan strategi-strategi yang tepat supaya tercapai perluasan pasar
melalui identifikasi faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dan faktor eksternal
(peluang dan ancaman). Berdasarkan fenomena tersebut perlu adanya penelitian
tentang (1) bagaimana pola pemasaran Mangga Garifta, (2) struktur biaya
transaksi setiap pola pemasaran Mangga Garifta dan (3) strategi pemasaran
Mangga Garifta. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
deskripitif, transaction cost, serta analisis SWOT dan QSPM. Hasil penelitian di
lapang menunjukkan bahwa terdapat 3 pola pemasaran Mangga Garifta di Desa
Sopet yaitu pola pemasaran I (petani-kelompok tani-konsumen), pola pemasaran
II (petani-kelompok tani-koperasi-konsumen) dan pola pemasaran III (petanikelompok tani-eksportir-konsumen luar negeri). Fungsi pemasaran pada masingmasing lembaga pemasaran diantaranya fungsi pertukaran, fungsi fisik, dan fungsi
fasilitas. Fungsi pertukaran yaitu fungsi yang dilakukan oleh lembaga pemasaran
meliputi kegiatan jual beli Mangga Garifta. Fungsi fisik meliputi pengemasan,
pengangkutan, dan penyimpanan. Fungsi fasilitas diantaranya sortasi dan grading,
pembiayaan, penanggung risiko, dan informasi pasar.
Struktur biaya transaksi pada pemasaran Mangga Garifta di Desa Sopet
meliputi biaya informasi, biaya negosiasi dan biaya risiko. Biaya transaksi paling
sedikit yaitu pada saluran pemasaran I (petani-kelompok tani-konsumen).
Alternatif strategi pemasaran Mangga Garifta yang sesuai yaitu mengoptimalkan
hasil produksi dan menjaga kualitas Mangga Garifta sesuai SOP serta
meningkatkan intensitas promosi Mangga Garifta untuk meningkatkan penjualan
dan menambah pelanggan. Mutu Mangga Garifta yang sesuai standar yaitu
varietas seragam, tingkat kematangan seragam, buah utuh (tidak pecah, terbelah
atau terkelupas), berat buah seragam, permukaan kulit buah bersih bebas dari
serangan hama dan penyakit serta aman untuk dikonsumsi.
Collections
- UT-Faculty of Agriculture [4245]