Dampak Kebijakan Peningkatan Areal Irigasi terhadap Rasio Ketergantungan Impor Beras Indonesia
Abstract
Beras merupakan bahan pangan pokok bagi 95% masyarakat Indonesia dan
berperan dalam pemenuhan hak asasi manusia, pembentukan sumber daya
berkualitas, komoditas politik, dan penguatan ketahanan pangan nasional.
Indonesia masih melakukan impor beras yang bertujuan untuk menjaga stok dan
stabilisasi harga, oleh karena itu pemerintah menerapkan kebijakan perberasan.
Kebijakan perberasan merupakan intervensi yang bertujuan untuk menjamin dan
mengendalikan kestabilan harga, ketersediaan, dan ketergantungan beras.
Kebijakan perberasan terdiri dari kebijakan diversifikasi, distribusi, harga, impor,
dan peningkatan produksi. Kebijakan peningkatan produksi dinilai relevan untuk
untuk diterapkan dalam jangka pendek, menengah, dan panjang, yang dapat
dilakukan secara intensifikasi dan ekstensifikasi. Kebijakan Peningkatan produksi
secara intensifikasi dilakukan melalui produktivitas tanaman dan indeks
pertanaman, sedangkan peningkatan produksi secara ekstensifikasi dilakukan
melalui perluasan areal panen. Kebijakan peningkatan produksi melalui
peningkatan areal irigasi berdampak terhadap rasio ketergantungan impor
Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) faktor-faktor yang
memengaruhi impor beras Indonesia, dan (2) dampak kebijakan peningkatan areal
irigasi terhadap rasio ketergantungan impor beras Indonesia.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif analitik. Data yang digunakan dalam penelitian adalah data sekunder
berupa data time series dari tahun 1998-2021. Sumber data yang digunakan dalam
penelitian diperoleh dari Badan Pusat Statistika, Perusahaan Umum Badan Urusan
Logistik, Kementerian Pertanian, Bank Indonesia, Food and Agriculture
Organization, World Bank, The United States Department of Agriculture, PT
Pupuk Sriwidjaja Palembang, dan instansi lain yang terkait. Penelitian ini
dianalisis menggunakan model ekonometrika persamaan simultan dengan metode
estimasi yaitu Two Stage Least Square (2SLS). Persamaan simultan rasio
ketergantungan impor beras Indonesia meliputi enam persamaan yang terdiri dari
3 persamaan struktural dan tiga persamaan identitas. Analisis data dilakukan
dengan menggunakan program komputer SAS/ETS versi 9.0 yang meliputi
prosedur SAS SYSLIN dan SAS SIMNLIN. Lokasi penelitian ini meliputi skala
nasional yaitu Indonesia dengan waktu penelitian dilaksanakan pada bulan
September 2022 hingga Januari 2023.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Faktor-faktor yang memengaruhi
impor beras Indonesia secara signifikan yaitu stok beras tahun sebelumnya,
perubahan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS, dan harga beras domestik dengan
nilai uji t masing-masing sebesar 0,0467; 0,0021; dan 0,0018 pada taraf
signifikansi 5%. (2) Dampak kebijakan peningkatan areal irigasi berdampak
negatif terhadap rasio ketergantungan impor beras Indonesia. Dampak simulasi
peningkatan areal irigasi sebesar 10%, 15%, dan 20% masing-masing dapat
menurunkan rasio ketergantungan impor beras Indonesia sebesar 2,2045%;
1,7809%; dan 1,3655%. Berdasarkan hasil tersebut menunjukkan bahwa
penerapan kebijakan peningkatan areal irigasi dapat menurunkan rasio
ketergantungan impor beras dari 2,2% menjadi 2,2045%; 1,7809%; dan 1,3655%.
Oleh karena itu diperlukan kebijakan peningkatan areal irigasi dan regulasi
peningkatan produksi lainya untuk mengurangi rasio ketergantungan impor beras
Indonesia.
Collections
- UT-Faculty of Agriculture [4239]