Prediksi Tingkat Bahaya Erosi Menggunakan Persamaan USLE pada Sub DAS Arjasa Jember
Abstract
Degradasi lahan disebabkan adanya pembaruan tata guna lahan tanpa tindak
lanjut konservasi, terutama di daerah dengan kemiringan curam. Kemiringan lereng
berperan penting dikarenakan kecuraman lereng berbanding lurus terhadap
kerentanan lahan terhadap kerusakan, khususnya yang diakibatkan oleh erosi. Oleh
karena itu, untuk mencegah terjadinya erosi sangat perlu adanya konservasi lahan.
Dikerjakan dengan penelitian tentang tingkat bahaya erosi sebagai langkah awal
untuk mengidentifikasi lahan yang tergolong dalam kategori sangat ringan, ringan,
sedang, berat, dan sangat berat.
Tingkat bahaya erosi adalah estimasi batas maksimum tanah yang hilang
dari suatu lahan. Analisis tingkat bahaya erosi secara kuantitatif dapat dilakukan
mengaplikasikan persamaan yang dikembangkan Wischmeier dan Smith (1978),
yaitu rumus USLE. Metode USLE dirumuskan sebagai A = R x K x LS x C x P,
dan kemudian dilakukan uji korelasi serta regresi untuk mengetahui hubungan dan
pengaruh setiap faktor erosi.
Penelitian ini dilaksanakan di Sub DAS Arjasa, Kabupaten Jember.
Berdasarkan overlay dari empat peta (Peta Lereng, Peta Curah Hujan, Peta Jenis
Tanah, dan Peta Penggunaan Lahan), Sub DAS Arjasa memiliki 7 Cluster Sampel
dengan variasi jumlah titik sampel tergantung pada luasannya. Pembuatan peta
untuk penelitian ini menggunakan perangkat lunak ARC GIS 10.8 untuk kemudian
menghasilkan peta tingkat bahaya erosi.
Hasil penelitian mengindikasikan Sub DAS Arjasa terdapat empat kategori
tingkat bahaya erosi. Kategori ringan mencakup area seluas 1262,09 ha (37,5% dari
total luas), kategori sedang mencakup 1085,36 ha (32,3%), kategori sangat ringan
mencakup 626,56 ha (18,6%), dan kategori berat mencakup 390,05 ha (11,6%).
Collections
- UT-Faculty of Agriculture [4245]