Pengaruh Dosis Jamur Mikoriza dan Rhizobium terhadap Serapan P dan N serta Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kedelai Edamame (Glycin Max (L) Merrill.)
Abstract
Penurunan produktifitas dan kualitas tanaman kedelai edamame (Glycine
max. (L) Merrill) dapat disebabkan oleh penggunaan lahan yang intensif sehingga
terjadi penurunan kandungan unsur hara pada lahan. Penurunan hara ini akan
berimbas pada kualitas pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai edamame
khususnya kurangnya unsur hara makro. Penggunaan pupuk dan agen hayati
dalam melakukan pemenuhan kebutuhan hara tanaman edamame sangat
dibutuhkan. Salah satunya dengan pemberian jamur mikoriza dan bakteri
rhizobium yang merupakan mikroba yang bersimbiosis dengan akar tanaman.
Pemberian jamur mikoriza dan bakteri rhizobium terhadap tanaman edamame
dapat meningkatkan serapan unsur hara P dan N. Peningkatan penyerapan unsur
hara ini diharapkan akan mengoptimalkkan dan meningkatkan pertumbuhan dan
hasil tanaman kedelai edamame.
Tujuan dari penelitian ini yaitu, (1) mengetahui pengaruh interaksi
perlakuan inokulasi jamur mikoriza dan rhizobium terhadap serapan P dan N serta
pertumbuhan dan hasil tanaman edamame, (2) mengetahui pengaruh inokulasi
jamur mikoriza terhadap serapan P dan N serta pertumbuhan dan hasil tanaman
edamame, (3) mengetahui pengaruh inokulasi rhizobium terhadapa serapan P dan
N serta pertumbuhan dan hasil tanaman edamame, (4) mengetahui berapa dosis
optimal jamur mikoriza yang dapat meningkatkan serapan P dan N serta
pertumbuhan dan hasil tanaman edamame. Penelitian dilakukan pada bulan
Februari 2022 sampai selesai di lahan yang berada di Desa Sumber lesung,
Kecamatan Ledokombo, Kabupaten Jember. Rancangan percobaan ini terdiri 2
faktor yaitu pengaruh variasi dosis jamur mikoriza, dengan 3 dosis perlakuan,
yaitu 0 gr/ tanaman, 10 gr/tanaman, dan 20 gr/ tanaman. Sedangkan faktor kedua yaitu pengaruh dosis bakteri rhizobium dengan 3 taraf perlakuan, yaitu dengan 0
gr/kg benih, 10 gr/kg benih dan 20 gr/kg benih, sehingga ada 9 kombinasi
perlakuan dengan 3 tahap ulangan. Percobaan menggunakan 27 unit pada setiap
unit terdiri dari 25 tanaman dengan jarak 20 cm x 20 cm dengan 10 tanaman
sebagai sempel. Prosedur penelitian diantaranya, persiapan lahan, persiapan benih
dan aplikasi rhizobium, pemberian mikoriza, penanaman benih, pemeliharaan
tanaman, dan pemanenan. Variabel pengamatan antara lain Jumlah bintil akar,
tingkat infeksi jamur, tinggi tanaman, volume akar, berat basah tanaman, berat
kering tanaman, serapan P jaringan tanaman, serapan N jaringan tanaman,
jamulah polng, dan berat polong. Data penelitian yang di peroleh akan dianalisis
secara deskrriptif dan statistik dengan menggunakan analisis ragam varian
(ANOVA) pada taraf 5%. Jika penelitian dan hasil analisis menunjukkan F-hitung
yang berbeda nyata maka dilakukan uji lanjut dengan Uji Jarak Berganda Duncan
pada taraf 5%. Selain itu di tambahkan dengan analisis kolerasi dan regresi.
Berdasarkan hasil penelitian terdapat pengaruh interaksi antara perlakuan
dosis jamur mikoriza dan bakteri rhizobium terhadap serapan p, jumlah bintil
akar, berat basah, berat kering, jumlah dan berat polong. Kombinasi perlakuan
terbaik yaitu M1R1 atau dosis jamur mikoriza 10 g/tanaman dan bakteri
rhizobium 10 g/kg benih. Pada faktor tunggal perlakuan pemberian dosis jamur
mikoriza terdapat pengaruh terhadap serapan P, serapan N, jumlah bintil akar,
tingkat infeksi jamur, berat basah, berat kering, jumlah dan berat polong. Dosis
terbaik pemberian jamur mikoriza yaitu 10 g/tanaman. Terdapa pengaruh
perlakuan pemberian dosis bakteri rhizobium terhadap serapan P, serapan N,
jumlah bintil akar, berat basah, berat kering, jumlah dan berat polong. Dosis
terbaik pemberian jamur mikoriza yaitu 10 g/kg benih.
Collections
- UT-Faculty of Agriculture [4239]