Studi Pengembangan Agribisnis Berbasis Gaharu Studi Kasus GLC Gaharu Lumajang Community
Abstract
Gaharu merupakan tanaman hasil hutan yang memilik nilai ekspor tinggi.
Indonesia merupakan negara pengekspor gaharu terbesar di dunia dimana jumlah
yang diekspor mencapai 600 ton per tahun. Indonesia merupakan penghasil dan
pengeskpor gaharu yang besar. Salah satu dari organisasi gaharu tersebut adalah
GLC (Gaharu Lumajang Community). Mulai tahun 2015-2018 ekspor gaharu
terus mengalami peningkatan. Meningkatnya permintaan akan gaharu membuat
banyak orang ingin membudidayakan gaharu. Selama ini gaharu hanya
dimanfaatkan kayunya saja, padahal semua bagian dari gaharu dapat
dimanfaatkan seluruhnya. Berdasarkan hal tersebut maka peneliti ingin melakukan
studi mengenai pengembangan agribisnis berbasis gaharu yang dilakukan di GLC
(Gaharu Lumajang Community) yaitu terkait dengan posisi gaharu dalam konteks
pengembangan agribisnis, pengembangan produk-produk berbasis gaharu,
kendala/ hambatanya, maupun kelebihan/ pendorongnya, dan faktor-faktor
lingkungan agribisnis yang dapat mendorong pengembangan agribisnis gaharu.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif analitik.
Metode pengumpulan data menggunakan metode wawancara dan penggunaan
dokumen. Responden dalam penelitian ini sebanyak 4 orang responden, yaitu
pimpinan GLC, Divisi Pemasaran Kayu, Divisi Pemasaran Produk, dan Divisi
Litbang. Untuk menjawab rumusan masalah mengenai pengembangan agribisnis
gaharu peneliti menggunakan alat analisis PMIA. Untuk rumusan masalah terkait
dengan faktor-faktor lingkungan agribisnis yang dapat mendorong pengembangan
agribisnis, peneliti menggunakan alat analisis Diamonds Porter. Pada rumusan
masalah ketiga setelah mengetahui faktor-faktor penyusun Diamond’s Porter apa
saja yang mendorong pengembangan agribisnis gaharu, peneliti melanjutkan
dengan analisis PMIA. Analisis PMIA dilakukan guna melihat seberapa besar
pengaruh dari faktor-faktor tersebut dalam pengembangan agribisnis gaharu.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) GLC beranggapan bahwa
tanaman gaharu merupakan tanaman yang memiliki nilai ekonomi tinggi. GLC
melakukan kegiatan agribisnis mulai dari subsistem pra-produksi hingga subsitem pasca panen dan pengolahan. Budidaya tanaman gaharu yang dilakukan oleh GLC
adalah melakukan kemitraan dengan petani di sekitar. Petani akan mengelola
budidaya tanaman gaharu secara mandiri namun tetap didampingi oleh
pendamping dari pihak GLC hingga proses panen. Setelah gaharu berumur 8-9
tahun, gaharu siap untuk dipanen. Petani mitra akan menjual gaharunya kepada
pihak GLC dengan harga yang telah ditentukan pada SOP di awal kontrak.
Kemudian GLC melakukan proses pasca panen berupa pengolahan bahan baku
gaharu menjadi produk-produk seperti parfum, handbody, teh, kopi, dupa, manikmanik, dan minyak atsiri. Subsistem selanjutnya adalah pemasaran. Pemasaran
produk olahan gaharu dilakukan oleh GLC secara online dan offline. Selain itu,
GLC juga memiliki sistem kelembagaan terkait dengan mitra produksi dan
kelembagaan terkait dengan mitra pemasaran. (2) Terdapat sepuluh faktor
positif/pendorong dan sepuluh faktor negatif/penghambat yang memberikan
dampak pada pengembangan produk berbasis gaharu yang dilakukan oleh GLC.
Faktor-faktor ini kemudian dianalisis dengan menggunakan metode PMIA
sehingga menghasilkan nilai sebesar 17. Nilai positif ini dapat berarti bahwa
faktor-faktor tersebut memberikan pengaruh terhadap pengembangan produkproduk berbasis gaharu sehingga hal-hal tersebut mampu mendorong
pengembangan agribisnis berbasis gaharu, khususnya pada GLC (Gaharu
Lumajang Community). (3) Faktor-faktor lingkungan yang mendorong
pengembangan agribisnis berbasis gaharu pada GLC (Gaharu Lumajang
Community) terbagi menjadi empat yaitu faktor lingkungan sumber daya;
persaingan struktur, strategi perusahaan; kondisi permintaan domestik; serta
industri terkait dan industri pendukung. Berdasarkan hasil analisis diketahui
bahwa komponen utama faktor lingkungan agribisinis sumberdaya memiliki nilai
positif sebesar 44; persaingan sturktur, strategi perusahaan memiliki nilai positif
sebesar 3; kondisi permintaan domestik memiliki nilai positif sebesar 10; serta
industri terkait dan industri pendukung memiliki nilai positif sebesar 4. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa faktor lingkungan agribisnis pada komponen utama
yang mendukung pengembangan agribisnis berbasis gaharu pada GLC (Gaharu
Lumajang Community).
Collections
- UT-Faculty of Agriculture [4239]