Evaluasi Pola Penggunaan Hand Sprayer (Knapsack Sprayer) Pada Teknik Budidaya Tanaman Padi Di Wilayah
Abstract
Sprayer merupakan alat aplikator pestisida yang sangat diperlukan dalam
rangka pemberantasan dan pengendalian hama dan penyakit tanaman. Evaluasi
penggunaan knapsack sprayer dibutuhkan agar sprayer yang digunakan oleh
petani benar-benar memiliki kinerja yang baik sehingga usaha mereka dalam
memberantas hama dan penyakit akan berhasil. Petani di Kabupaten Jember
berasal dari suku yang berbeda-beda. Perbedaan suku/budaya dimungkinkan dapat
mempengaruhi pola penggunaan knapsack sprayer. Untuk itu diperlukan suatu
penelitian apakah suku/budaya mempengaruhi pola penggunaan knapsack
sprayer. Tujuan dari penelitian ini adalahuntuk mengetahui apakah budaya petani
dapat mempengaruhi kapasitas kerja alat (knapsack sprayer), untuk mengetahui
pola penggunaan knapsack sprayer yang dipengaruhi oleh perbedaan budaya yang
berdampak pada perbedaan intensitas penggantian spare part serta untuk
mengetahui pola pengecekan, perawatan, penggantian spare part serta kualitas
spare part pengganti ditinjau dari segi budaya yang berbeda.
Penentuan daerah penelitian dilakukan secara sengaja (Purposive
Sampling Method). Metode
yang digunakan untuk menentukan contoh yang diambil adalah metode
“Disproposioned Stratified Random Sampling“ yaitu pengambilan sampel yang
ditarik dengan memisahkan elemen- elemen populasi dalam strata dan kemudian
memilih sampel secara acak tidak berimbang dari setiap strata.Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa Petani di Desa
Rowosari cenderung lebih santai dan ulet dalam melakukan penyemprotan. Hal ini
ditujukan agar penyemprotan dapat dilakukan secara merata sehingga upaya
pemberantasan hama dan penyakit tanaman padi bisa maksimal. Petani di Desa
Rowosari yang mayoritas petani Suku Madura mengalami kerusakan klep paling
banyak. Hal ini disebabkan karena petani di Desa Rowosari cenderung lebih kasar
dalam memompa. Petani di desa Rowosari mengalami kerusakan tabung paling
banyak.Hal ini dikarenakan petani cenderung lebih suka menyimpan angin di
dalam tangki.Petani di Desa Rowosari mengalami kerusakan silinder pompa dan
tuas pengungkit paling banyak karena sebagian besar petani di desa tersebut
berasal dari Suku Madura yang cenderung lebih kasar dalam memompa.
Akibatnya klep, silinder serta tuas pengungkit cepat rusak. Petani di Desa
Rowosari yang mayoritas petani memiliki Suku Madura mengalami kerusakan
nosel paling banyak. Hal ini disebabkan karena tidak dilakukan penyumbatan
pada beberapa lubang nosel, sehingga pada saat lubang nosel membesar, nosel
tersebut tidak dapat digunakan lagi. Desa Pakusari yang mayoritas penduduknya
berasal dari Suku Jawa dan Madura (pendalungan) cenderung lebih banyak yang
tidak melakukan pengecekan alat sebelum dipakai, karena para petani sudah yakin
kalau alat yang dipakai untuk menyemprot sebelumnya tidak rusak maka sudah
pasti pada saat pemakaian berikutnya tidak rusak. Petani di Desa Pakusari yang
memiliki Budaya campuran/pendalungan sangat peduli terhadap knapsack sprayer
yang digunakan. Petani sering melakukan perawatan alat yang meliputi pencucian
setelah penggunaan dan pemberian oli pada tuas dan klep agar pompa lebih
ringan. Petani di Desa Pakusari sangat merasa bahwa jika knapsack sprayertidak
segera diperbaiki, maka kinerja dari alat tersebut akan menurun. Berdasarkan data
pengamatan, petani di Desa Nogosari yang memiliki Budaya Jawa. Petani lebih
suka membeli spare partyang asli karena mereka lebih puas ketika menggunakan
yang asli. Hal ini dikarenakan dengan menggunakan spare partyang asli akan
menjadikan lebih awet dan tidak mudah rusak.