Analisis Koneksi Matematis Peserta Didik SMA Negeri di Jember dalam Menyelesaikan Soal Setara PISA Ditinjau dari Self Efficacy
Abstract
Koneksi matematis adalah suatu kemampuan untuk menghubungkan
antara konsep-konsep yang ada di dalam matematika, menghubungkan konsep
matematika dengan ilmu pengetahuan lain, dan menghubungkan konsep
matematika dengan kehidupan sehari-hari. Terdapat tiga kemampuan yang
penting untuk dimiliki oleh peserta didik yaitu kemampuan kognitif (kerja otak
dalam berpikir), kemampuan afektif (perilaku/sikap), dan kemampuan
psikomotorik (ketrampilan individu) (Prasetyo dkk., 2019). Koneksi matematis
sendiri digolongkan sebagai kemampuan kognitif yang dimiliki oleh peserta didik.
Adapun jenis perilaku (afektif) yang akan diteliti pada penelitian kali ini yakni self
efficacy. Self efficacy diartikan oleh Bandura (dalam Efendi, 2013) sebagai suatu
harapan atau keyakinan yang dimiliki oleh diri seseorang tentang kemampuannya
untuk menangani serta melakukan rangkaian kegiatan yang dibutuhkan guna
menyelesaikan sesuatu. Kemampuan koneksi matematis yang ditinjau dari self
efficacy peserta didik pada penelitian ini akan dilihat ketika mereka
menyelesaikan soal-soal yang setara dengan PISA
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang bertujuan untuk
menguraikan koneksi matematis peserta didik SMA Negeri di Jember dalam
menyelesaikan soal setara PISA ditinjau dari self efficacy. Penelitian ini dilakukan
di SMA Negeri 2 Jember. Subjek yang dipilih oleh peneliti adalah 6 peserta didik
kelas X SMA Negeri 2 Jember dengan 2 peserta didik jenis perilaku self efficacy
tinggi, 2 peserta didik jenis perilaku self efficacy sedang, dan 2 peserta didik jenis
perilaku self efficacy rendah.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa koneksi matematis peserta
didik SMA Negeri di Jember dalam mengerjakan soal setara PISA yang ditinjau dari self efficacy dapat disimpulkan bahwa peserta didik dengan self efficacy
tinggi dan sedang dapat menyebutkan konsep operasi penjumlahan dan perkalian
yang menjadi landasan jawaban soal nomor satu dan dapat memaparkan konsep
SPLDV, persamaan linier dua variabel, dan operasi bilangan yang menjadi
landasan jawaban soal nomor dua (walaupun terdapat konsep yang dipaparkan
secara tersirat pada lembar jawaban). Pada indikator kedua, peserta didik dapat
menguraikan kaitan beberapa representasi konsep-konsep atau topik matematika
yang berhubungan dengan permasalahan kontekstual sesuai dengan pemaparan
sebelumnya. Peserta didik dengan self efficacy tinggi dan sedang juga dapat
menentukan dan melaksanakan metode untuk menyelesaikan persoalan melalui
hubungan konsep-konsep matematika yang sudah mereka rancang sebelumnya.
Sementara itu, peserta didik dengan self efficacy rendah tidak dapat
memenuhi tiga indikator koneksi matematis dalam mengerjakan soal setara PISA.
Pada indikator pertama, peserta didik dengan self efficacy rendah hanya mampu
memberikan jawaban eliminasi dan penentuan skor untuk soal pertama serta
konsep persamaan linier untuk soal kedua, dimana jawaban tersebut tidak tepat.
Hal tersebut tentunya berpengaruh terhadap dipenuhinya indikator kedua koneksi
matematis tentang pemaparan keterkaitan representasi konsep-konsep atau topik
matematika yang berhubungan dengan permasalahan kontekstual. Pada indikator
ketiga, peserta didik dengan self efficacy rendah tidak bisa merampungkan
penyelesaian atau jawaban yang diminta pada kedua soal (walaupun mereka sudah
melakukan langkah awal penyelesaian yang tepat).