Pemanfaatan Tetes Tebu dan Fly Ash sebagai Bahan Tambahan untuk Beton Fc’ 20 MPA
Abstract
Penggunaan limbah tebu sebagai bahan tambahan beton ini diyakini akan
mengurangi polusi limbah yang merusak lingkungan dan menghasilkan beton
yang efisien serta ramah lingkungan, hemat biaya, dan ringan. Abu terbang yang
bersifat pozzolan dianggap baik sebagai tambahan proses produksi beton. Tujuan
dari penelitian adalah mengetahui kekuatan tekanan mineral dengan
menambahkan sejumlah tetes tebu 0,25%, 0,50% serta 0,75% dan abu terbang
10% yang berumur 4 minggu. Pada uji coba dilakukan menggunakan objek
silinder dengan tinggi 300 mm dan diameter 150 mm. Hasil penelitian
menunjukan penambahan tetes tebu 0,25% serta abu terbang 10% terhadap beton
dapat meningkatkan kekuatan tekanan betn dibandingkan pada beton yang biasa.
Saat umur 28 hari kekuatan tekanan beton normal didapatkan 26.27 MPa, beton
yang memiliki tetes tebu 0,25% + fly ash 10 persen sejumlah 30,64 MPa, beton
yang mengandung tetes tebu 0,50% + fly ash 10% sebesar 28.84 MPa dan beton
dengan tetes tebu 0,75% + fly ash 10% sebesar 8.72 Mpa, kekuatan tekanan yang
maksimal terjadi pada beton proporsi yang dimiliki tetes tebu 0,25% + fly ash 10
% yakni 30.64 Mpa. Menurut Basuki (2017) molase dapat diklasifikasikan
sebagai admixture retarder karena pada ambang batas normal, persentase molase
yang ditambahkan dapat memperlambat pengerasan beton, mencegah kenaikan
suhu dan memberi semen lebih banyak waktu untuk terhidrasi, membuat beton
lebih padat. Jumlah tebu yang ditambahkan ke tetes tebu melebihi batas normal,
mengakibatkan keterlambatan yang berlebihan bahkan kegagalan pengerasan
beton, sehingga mengurangi kekuatan beton seperti pada proposi tets tebu 0,75%
dan fly ash 10%. Kesimpulannya, penambahan tetes tebu dengan proporsi 0,75%
serta abu terbang 10% terhadap penambahan beton menghasilkan kekuatan
tekanan menurun, kadar tetes gula yang ditambahkan ke dalam campuran beton
bertambah besar pula nilai slump maka campuran beton semakin encer. Penelitian
selanjutnya dapat dicoba menggunakan bahan tambah lain seperti kapur, abu
sekam padi, slag, dan bottom ash, perlu dilakukan pengujian objek uji yang
berusia 28 hari guna memperoleh informasi mengenai proses pengerasan beton
campuran mollase.
Collections
- UT-Faculty of Engineering [4097]