dc.description.abstract | Bakso pada umumnya dibuat dari daging sapi, dengan bahan tambahan
terdiri atas tapioka, es batu, garam dan bumbu-bumbu. Bakso daging sapi
bertekstur halus, kompak, kenyal dan empuk. Namun, kebanyakan bakso yang
dijual oleh pedagang memiliki tekstur kenyal mendekati keras. Kondisi tersebut
disebabkan oleh penggunaan bahan pengikat yang hanya tapioka. Upaya yang
dapat dilakukan adalah menurunkan proporsi tapioca yang digunakan.
Penggunaan bahan pengisi selain tapioka, yang mampu memperbaiki tekstur
bakso perlu dilakukan.
Penggunaan kombinasi tapioka dan bahan pengikat lain, seperti tepung
rumput laut, diharapkan mampu meningkatkan mutu bakso daging sapi. Jenis
rumput laut, yang dapat digunakan sebagai agen pengikat dan pengenyal, guna
memperbaiki mutu dan tekstur bakso yaitu Eucheuma cottoni. Rumput laut ini
mengandung karbohidrat (gula, karagenan atau vegetable gum), protein, sedikit
lemak dan mineral (senyawa garam natrium dan kalium). Spesies Eucheuma
cottoni telah banyak digunakan dalam industri pangan, yang berperan sebagai
pembentuk gel, pengemulsi dan penstabil. Penggunaan bahan pengenyal rumput
laut (Eucheuma cottoni) pada bakso mampu menurunkan tingkat kekerasan bakso.
Karagenan rumput laut dapat menstabilkan emulsi, sehingga dapat memperbaiki
sifat reologi (keempukan) atau menurunkan kekerasan pada produk olahan
daging.. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh variasi rasio tepung
rumput laut dan tapioka terhadap sifat fisik, kimia dan organoleptik bakso daging
sapi yang dihasilkan, dan menentukan formulasi bakso daging sapi yang tepat
dengan variasi rasio tepung rumput laut dan tapioka yang ditinjau dari segi
parameter fisik, kimia, dan organoleptik.
Penelitian ini dilakukan dua tahap yaitu penelitian pendahuluan dan
penelitian utama. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap faktor
tunggal, yaitu rasio tapioka dan tepung rumput laut, yang terdiri atas P1 (40% :
0%), P2 (35% : 5%), P3 (30 : 10%), P4 (25% : 15% ), P5 (20% : 20%), P6 (15% :
25%), P7 (10% : 30%), dalam formulasi daging sapi 60%. Percobaan dilakukan pengulangan tiga kali. Pengamatan penelitian meliputi sifat fisik, kimiawi, dan
organoleptik. Data yang dihasilkan diolah dengan menggunakan sidik ragam
(ANOVA). Bila ada perbedaan yang signifikan antar perlakuan maka dilanjutkan
Duncan’s Multiple Range Test (DMRT) dengan taraf kepercayaan 5%.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rasio tapioka dan tepung rumput laut
berpengaruh nyata terhadap nilai tekstur, kecerahan, WHC, kekuatan gel, kadar
air, kadar lemak, kadar abu, kadar protein dan karbohidrat bakso daging sapi.
Peningkatan kadar tepung rumput laut dapat meningkatkan nilai tekstur, WHC,
kekuatan gel, dan karbohidrat. Namun, peningkatan bahan tersebut menurunkan
kecerahan, kadar air, kadar abu, kadar lemak, dan kadar protein bakso daging sapi.
Berdasarkan uji hedonik, sampel yang paling disukai panelis adalah P6 dengan
konsentrasi 15% : 25%. Sampel P6 memiliki nilai tekstur yang baik, yaitu
106,30 g/10 mm dan nilai kecerahan (L) diatas 50 yaitu 53,52. Sampel P6 juga
memiliki nilai WHC tertinggi yaitu 123,34%; nilai kekuatan gel tertinggi yaitu
458,7 gf/cm2
; nilai kadar air 68,45%; nilai kadar abu 1,54%; nilai kadar lemak
0,477%; nilai kadar protein 9,65%; dan nilai kadar karbohidrat 20,35%. | en_US |