Pengaruh Root Zone Cooling dan Pupuk Daun dalam Sistem Aeroponik terhadap Produksi dan Kualitas Umbi Kentang G0 (Solanum tuberosum L.)
Abstract
Kentang (Solanum tuberosum L.) merupakan tanaman yang mengandung beberapa senyawa bermanfaat seperti karbohidrat yang digunakan untuk memberikan sinyal dan sumber energi dalam penyusun pertumbuhan tunas pada bibit kentang. Kendala dalam produksi umbi kentang adalah kebutuhan petani terhadap benih kentang tidak terpenuhi karena rendahnya produksi umbi kentang akibat sistem budidaya yang tidak efisien. Aeroponik merupakan sistem penyemprotan nutrisi dalam bentuk kabut yang diberikan pada daerah akar yang dapat meningkatkan produksi benih kentang. Pupuk daun juga dapat meningkatkan produksi benih kentang karena memberikan pengaruh terhadap jumlah umbi dan bobot umbi. Pendingin daerah perakaran (Root Zone Cooling) kentang dalam sistem aeroponik dapat digunakan untuk membantu inisiasi umbi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengatahui pengaruh pendingin daerah perakaran, pupuk daun, dan interasi pendingin daerah perakaran dan pupuk daun terhadap produksi dan kualitas umbi kentang G0. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) Split Plot Faktorial. Petak utama dalam penelitian ini adalah perlakuan pendingin daerah perakaran dengan dua taraf yaitu tanpa pendingin daerah perakaran (P0) dan pendingin daerah perakaran pada suhu 15℃ (P1). Anak petak dalam penelitian ini adalah tanpa aplikasi pupuk daun (D0) dan aplikasi pupuk daun 2 g/liter (D1) yang diberikan setiap minggu ketika kentang berusia 1 minggu setelah tanam hingga usia 13 minggu setelah tanam. Parameter pengamatan dalam penelitian ini meliputi jumlah stolon (buah), panjang stolon (cm), jumlah umbi (buah), bobit umbi (g), diameter umbi (cm), jumlah mata tunas (buah), kadar karbohidrat dan protein (%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendingin daerah perakaran memberikan pengaruh nyata terhadap produksi dan kualitas umbi kentang G0. Sementara perlakuan aplikasi pupuk daun tidak memberikan pengaruh nyata tetapi berpotensi meningkatkan produksi dan kualitas umbi kentang G0. Sementara interaksi antara pendingin daerah perakaran dan pupuk daun tidak memberikan pengaruh terhadap produksi dan kualitas umbi kentang G0. Umbi kentang G0 yang dihasilkan dalam penelitian tergolong kedalam grade D (<50 g) atau crell kecil (1,2 cm) yang dapat dijadikan sebagai benih dasar.
Collections
- UT-Faculty of Agriculture [4239]