Proses Distribusi Bantuan Sosial di Kabupaten Banyuwangi (Studi Kasus pada Program Rantang Kasih di Desa Yosomulyo)
Abstract
Lanjut usia merupakan kelompok masyarakat rentan yang membutuhkan perhatian dari
pemerintah karena kondisi yang tidak lagi memungkinkan untuk dapat melakukan fungsi
sosialnya. Lanjut usia tidak lagi mampu beraktifitas secara aktif untuk hanya sekedar
memenuhi kebutuhan hidupnya. Banyak lanjut usia yang mengalami penurunan tingkat
kesehatan, kemiskinan dan keterlantaran yang mengakibatkan mereka sulit untuk memenuhi
kebutuhan dasarnya. Pemerintah Kabupaten Banyuwangi menginisiasikan sebuah bantuan
sosial berupa pemberian makanan berupa rantang untuk setiap harinya kepada masyarakat
lanjut usia. Program Rantang Kasih memberikan pemenuhan hak lanjut usia miskin dalam
pemenuhan kebutuhan makan.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis bagaimana proses
distribusi dari Program Rantang Kasih yang diberikan oleh Pemerintah Kabupaten
Banyuwangi khususnya di Desa Yosomulyo kepada lanjut usia miskin. Teknik penentuan
informan menggunakan purposive sampling dengan dua staff desa organisasi pelaksana sebagai
informan pokok dan 3 lanjut usia penerima manfaat sebagai informan tambahan. Teknik
pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara semi terstruktur dan studi
dokumentasi. Penelitian ini menggunakan metode analisis data interaktif Miles, Huberman dan
Saldana (2014). Pengujian keabsahan data dalam penelitian ini menggunakan triangulasi
sumber.
Hasil penelitian ini mendeskripsikan Program Rantang Kasih merupakan bantuan sosial
yang diberikan oleh Pemerintah Kabupaten Banyuwangi yanag ditujukan untuk lanjut usia
yang miskin. Program Rantang Kasih Desa Yosomulyo dilaksanakan oleh organisasi pelaksana yang bekerja sama dengan UMKM lokal dan Dinas Kesehatan sebagai supervisi gizi makanan.
Implementasi program Rantang Kasih berjalan sesuai dengan apa yang telah diharapkan oleh
pihak organisas pelaksana. Namun, terdapat hambatan dan respon kurang baik yang didapatkan
oleh organisasi pelaksana dari penerima manfaat. Hambatan yang terjadi dalam proses
distribusi bantuan adalah terakit dengan keadaan dan situasi yang dialami oleh warung UMKM
lokal selaku petugas pengantar makanan yang mengalami keterlambatan dan kegagalan dalam
mengantarkan rantang makanan kepada lansia. Kemudian respon kurang baik yang
disampaikan oleh penerima manfaat adalah terkait dengan preferensi makanan yang tidak
disesuaikan dengan kondisi kesehatan para lansia penerima manfaat, terjadi penolakan yang
mengakibatkan rantang makanan dibuang dan lansia tidak lagi mau menerima bantuan karena
tidak mau dengan menu makanan yang disajikan. Terlepas dari hambatan dan respon kurang
baik yang diterima, Rantang Kasih mampu memberikan dampak positif bagi penerima manfaat
dan masyarakat.