Pengaruh Pemberian Santan Kelapa terhadap Kadar SGOT dan SGPT Tikus (Rattus norvegicus strain Wistar) yang Diberi High Fat Diet (HFD)
Abstract
Pola makan tinggi lemak pendorong utama kejadian obesitas dan penyakit
kardiometabolik. Penimbunan lemak berlebih menyebabkan peningkatan ROS
melalui polycyclic aromatic hydrocarbons (PAH) yang bermanifestasi terhadap
peningkatan serum glutamic oxaloacetic transaminnase (SGOT) dan serum
glutamic pyruvic transaminase (SGPT). Salah satu upaya untuk menurunkan kadar
SGOT dan SGPT dengan pengaturan nutrisi melalui konsumsi santan kelapa. Hal
ini dikarenakan kandungan polifenol pada santan melakukan inhibisi XO serta
mentransfer elektron dan hidrogen pada H2O2 sehingga mengganggu pembentukan
radikal bebas. MCFA lebih cepat diubah menjadi energi sehingga mengurangi
penumpukan trigliserida pada jaringan adiposa dan memiliki efek anti inflamasi.
Galaktomanan mengubah kadar SGPT dan SGOT, melalui aktivasi regulasi Nrf2
sehingga terjadi peningkatan kadar antioksidan seperti GSH, GPx, SOD, dan
glutathione-reductase (GRx). Tujuan dari penelitian ini untuk membuktikan
pengaruh pemberian santan kelapa terhadap kadar SGOT dan SGPT tikus yang
diberi HFD, dampak santan kelapa berbagai dosis terhadap kadar SGOT dan SGPT.
Jenis penelitian adalah true experimental dengan rancangan posttest control
group design. Penelitian ini menggunakan 25 ekor tikus wistar jantan (Rattus
norvegicus) berusia 2-3 bulan yang dibagi menjadi 5 kelompok secara acak.
Kelompok-kelompok tersebut adalah kelompok kontrol (K) yang tidak diberi
perlakuan, kelompok kontrol negatif (Kn) yang diberi High Fat Diet (HFD),
kelompok perlakuan satu (P1) yang diberi HFD dan santan sebanyak 2.5
mL/kgBB/hari, kelompok perlakuan dua (P2) yang diberi HFD dan santan sebanyak
5 mL/kgBB/hari, dan kelompok perlakuan tiga (P3) yang diberi HFD dan santan
sebanyak 10 mL/kgBB/hari. Penelitian dilakukan selama 45 hari kemudian terminasi dihari ke-46. Pengukuran SGOT dan SGPT menggunakan standarisasi
International Federation of Clinical Chemistry and Laboratory Medicine (IFCC)
dengan sampel serum. Kadar SGOT dan SGPT diukur dengan alat fotomoter digital
pada panjang gelombang 340nm. Data dari hasil penelitian dianalisis menggunakan
Uji Levene untuk menilai homogenitas dan uji Saphiro-Wilk untuk menilai
normalitas, serta dilanjutkan dengan uji parametrik ANOVA dan Post Hoc LSD.
Hasil penelitian pada uji ANOVA untuk masing-masing variabel SGOT dan
SGPT menunjukkan signifikansi 0,000. Pada uji Post Hoc LSD hasil perbandingan
kelompok kontrol (Kn) dengan perlakuan 3 (P3) didapatkan signifikansi SGPT
0,276 dan SGOT 0,707 yang berarti pemberian santan dosis tinggi mampu
mencegah peningkatan SGOT SGPT serta mampu menghambat peningkatan kadar
SGOT dan SGPT
Collections
- UT-Faculty of Medical [1487]