Kemampuan Koneksi Matematis Siswa Kelas VIII SMP Negeri 8 Pasuruan pada Materi Persamaan Linear Satu Variabel ditinjau dari Gaya Belajar
Abstract
Koneksi matematis adalah hubungan antara topik matematika dengan topik
matematika yang lain, dengan disiplin ilmu lain, dan dengan kehidupan seharihari. Aspek koneksi matematis dalam penelitian ini adalah Persamaan Linier Satu
Variabel dengan konsep luas dan keliling persegi panjang, Persamaan Linier Satu
Variabel dengan konsep kecepatan, dan Persamaan Linier Satu Variabel dengan
kehidupan sehari-hari. Gaya belajar merupakan suatu cara yang disukai oleh
peserta didik dalam menerima atau menyerap informasi. Gaya belajar dalam
penelitian ini menggunakan tiga jenis gaya belajar, yaitu gaya belajar visual,
auditorial dan kinestetik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan
kemampuan koneksi matematis siswa kelas VIII SMP Negeri 8 Pasuruan ditinjau
dari gaya belajar visual, auditorial, dan kinestetik.
Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif yang bertujuan untuk
menganalisis kemampuan koneksi matematis siswa kelas VIII pada materi
Persamaan Linier Satu Variabel ditinjau dari gaya belajar visual, auditorial, dan
kinestetik. Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 8 Pasuruan pada bulan Agustus
2023. Subjek pada penelitian ini adalah 6 siswa kelas VIII E dimana 2 siswa
bergaya belajar visual, 2 siswa bergaya belajar auditorial, dan 2 siswa bergaya
belajar kinestetik. Subjek dalam penelitian ini dipilih setelah siswa mengerjakan
angket gaya belajar dan dipilih berdasarkan rekomendasi dari guru pengajar.
Keenam subjek kemudian diberikan tes koneksi matematis untuk dianalisis
tingkat kemampuan koneksi matematisnya dan dilakukan wawancara kepada
keenam subjek penelitian.
Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa siswa dengan gaya belajar visual
keduanya memiliki tingkat kemampuan koneksi matematis yang tinggi, siswa
dengan gaya belajar auditorial keduanya memiliki tingkat kemampuan koneksi
DIGITAL REPOSITORY UNIVERSITAS JEMBER
DIGITAL REPOSITORY UNIVERSITAS JEMBER
viii
matematis sedang, sedangkan siswa dengan gaya belajar kinestetik memiliki
tingkat kemampuan koneksi matematis yang berbeda. Satu siswa memiliki tingkat
kemampuan koneksi matematis tinggi dan satu siswa lainnya memiliki tingkat
kemampuan koneksi matematis sedang.
Penelitian ini memiliki kelemahan dimana subjek hanya diambil 2 dari
masing-masing gaya belajar dan berdasarkan rekomendasi dari guru pengajar, hal
ini memungkinkan adanya siswa yang mungkin memiliki kemampuan koneksi
matematis tinggi tetapi tidak dijadikan sebagai subjek penelitian. Selain itu, gaya
belajar yang digunakan dalam penelitian ini hanya 3 gaya belajar saja, yaitu gaya
belajar visual, auditorial, dan kinestetik. Untuk itu disarankan kepada pihak lain
yang akan melakukan pengembangan lebih lanjut dapat mengkaji lebih dalam
mengenai kelemahan dalam penelitian ini.