Toksisitas Ekstrak Daun Tin (Ficus carica) terhadap Mortalitas Larva Nyamuk Aedes aegypti dan Pemanfaatannya Sebagai Leaflet
Abstract
Nyamuk Aedes aegypti adalah vektor penyakit demam berdarah dengue
yang ditularkan melaui gigitannya berupa virus dengue. Demam berdarah dengue
(DBD) adalah penyakit yang yang terjadi di Indonesia dan menjadi masalah
kesehatan masyarakat dan cenderung mengalami peningkatan jumlah kasus
maupun kematian. Kementerian Kesehatan Indonesia mencatat bahwa pada tahun 2023
jumlah kasus demam berdarah di Indonesia mengalami peningkatan mencapai
57.884 kasus pada minggu ke-33 dengan jumlah kematian sebanyak 422 kasus.
Melihat adanya kasus yang disebabkan oleh nyamuk Aedes aegypti yaitu DBD
maka perlu dilakukan pengendalian nyamuk Aedes aegypti.untuk memutus rantai
penuaran nyamuk.
Pengendalian nyamuk yang paling sering digunakan adalah pengendalian
secara kimiawi atau dengan penggunaan abate, dikarenakan dianggap dapat bekerja
lebih efektif dan hasil lebih cepat terlihat dibandingkan pengendalian secara
biologis. Penggunaan abate dalam jangka waktu yang lama dapat menimbulkan
pencemaran lingkungan dan vektor menjadi resistensi terhadap insektisida tersebut.
Larvasida alami dapat menjadi alternatif dalam pengendalian nyamuk yang dapat
digunakan masyarakat dan lebih aman karena berbahan dasar dari tumbuhan
sehingga ramah lingkungan dan tidak berbahaya bagi kesehatan manusia.
Salah satu tanaman yang memiliki potensi sebagai larvasida alami adalah tanaman
tin (Ficus carica). Berbagai hasil penelitian tentang tanaman tin, menunjukkan bahwa daun
tin memiliki senyawa metabolit sekunder yaitu flavonoid, saponin, alkaloid, dan
tanin yang bersifat sebagai larvasida. Senyawa flavonoid memiliki cara kerja
sebagai racun pernapasan dan sistem saraf, senyawa alkaloid dan tanin bekerja
sebagai racun perut pada larva, sedangkan senyawa saponin memiliki mekanisme
kerja sebagai racun kontak pada larva. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
besarnya toksisitas (LC50) ekstrak daun tin (Ficus carica) terhadap larva nyamuk
Aedes aegypti dalam waktu dedah 24 jam.
Penelitian dilakukan di Sub Laboratorium Toksikologi Program Studi
Pendidikan Biologi Universitas Jember. Pelaksanaan penelitian dimulai pada bulan
Juli hingga Januari 2024. Penelitian ini dilakukan dengan melakukan uji
pendahuluan dan uji akhir. Uji pendahuluan bertujuan untuk mendapatkan serial
konsentrasi untuk uji akhir. Serial konsentrasi yang didapatkan berdasarkan uji
pendahuluan yaitu 150 ppm, 300 ppm, 450 ppm, 600 ppm, dan 750 ppm. Setiap
perlakuan menggunakan 20 ekor larva nyamuk Aedes aegypti yang dimasukkan
kedalam 100 ml larutan serial konsentrasi dan kontrol dengan 4 kali pengulangan
selanjutnya diamati dalam waktu dedah 24 jam. Penentuan LC50 dilakukan dengan
analisis probit menggunakan Software SPSS for Windows Versi 25.0.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai LC5 dan LC95 ekstrak daun tin
(Ficus carica) sebesar 150 ppm dan 750 ppm. Sedangkan nilai LC50 nya adalah
ppm dengan batas bawah 434,709 ppm dan batas atas 504,798 ppm. Penelitian yang
telah dilakukan, dituang dan dikemas dalam produk leaflet untuk disebarluaskan
pada masyarakat. Uji validasi leaflet dilakukan oleh satu dosen validator materi dan
satu dosen validator media untuk menguji kelayakan produk dengan hasil validasi
sebesar 93,17%.
Kesimpulan penelitian yang telah dilakukan adalah ekstrak daun tin (Ficus
carica) bersifat toksik terhadap larva nyamuk Aedes aegypti karena memiliki LC <
1000 ppm, dan leaflet yang telah disusun dinyatakan sangat layak untuk dijadikan
bahan bacaan masayarakat. Saran dalam penelitian yang telah dilakukan melakukan
kolonisasi larva nyamuk Aedes aegypti sebelum melakukan uji pendahuluan dan
melakukan uji kandungan senyawa kimia dalam ekstrak daun tin (Ficus carica)
terutama pada varietas Purple Jordan.