Analisis Kelimpahan Mikroplastik dan Tingkat Konsumsi Masyarakat Pada Kerang Batik (Paphia undulata) di Wilayah Perairan (Studi di Desa Banyuurip Kecamatan Ujungpangkah Kabupaten Gresik)
Abstract
Perairan Banyuurip menjadi tempat masyarakat untuk bekerja sebagai
nelayan dan tempat berlabuhnya perahu nelayan. Hasil laut yang paling banyak
didapatkan oleh nelayan adalah kerang dan salah satu komoditas kerang yang
banyak ditemukan dan dikonsumsi masyarakat adalah kerang batik (Paphia
undulata). Perairan Banyuurip telah terkontaminasi oleh mikroplastik, hal tersebut
dibuktikan dengan adanya penelitian terdahulu yang menyebutkan bahwa terdapat
kelimpahan mikroplastik di wilayah perairan Banyuurip. Mikroplastik merupakan
sampah plastik yang terdegradasi oleh sinar matahari menjadi partikel kecil dan
mempunyai ukuran < 5 mm. Kerang batik (Paphia undulata) merupakan hewan
filter feeder yang menyaring semua benda disekitarnya, selain itu juga termasuk
hewan yang memiliki enzim detoksifikasi lebih sedikit, dan dikenal sebagai
hewan yang mempunyai aktivitas pergerakan lambat atau sedentary animal
sehingga dengan ketiga sifat kerang batik (Paphia undulata) tersebut sangat
memungkinkan untuk menyerap mikroplastik. Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengidentifikasi kelimpahan mikroplastik dan tingkat konsumsi
masyarakat pada kerang batik (Paphia undulata) di wilayah perairan Banyuurip
Ujungpangkah Kabupaten Gresik.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian observasional dengan
menggunakan metode deskriptif. Sampel pada penelitian ini adalah kerang batik
(Paphia undulata) yang diambil dari 2 lokasi yang berbeda yaitu lokasi 1 berada
di perairan Banyuurip atau wilayah sekitar mangrove dengan titik koordinat
xi
6
0
50’31”S 1120
28’29”E. Lokasi 2 yaitu berada di perairan Ujungpangkah atau
sekitar wilayah pengeboran minyak bumi dengan titik koordinat
6
0
47’38”1120
25’56”E. Kerang batik (Paphia undulata) diambil pada pagi sampai
siang hari sekitar pukul 08.00 – 13.00 WIB. Pengukuran tingkat konsumsi
masyarakat dilakukan dengan wawancara kepada masyarakat dengan
menggunakan form semi kuantitatif FFQ. Sampel masyarakat yang diambil yaitu
sebanyak 30 responden dengan kriteria inklusi masyarakat yang pernah
mengkonsumsi kerang batik (Paphia undulata) minimal 1 bulan terakhir.
Hasil penelitian pada penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat 3 bentuk
mikroplastik yang ditemukan pada sampel kerang batik (Paphia undulata) yaitu
fiber, fragmen, dan filamen yang didominasi oleh fiber. Terdapat 7 warna
mikroplastik yang ditemukan yaitu biru, merah, hitam, abu-abu, ungu, oranye, dan
transparan. Warna yang paling banyak ditemukan yaitu biru dan transparan.
Partikel mikroplastik mempunyai ukuran yang beragam dengan kisaran antara
0,083 – 4,619 mm. Kelimpahan mikroplastik pada kerang batik (Paphia undulata)
paling banyak terdapat pada lokasi 2 yaitu dengan rata-rata 0,78 partikel/ekor
dibandingkan dengan lokasi 1 memiliki rata-rata sebesar 0,49 partikel/ekor.
Kelompok ukuran panjang cangkang kerang yang mempunyai kelimpahan
mikroplastik tertinggi yaitu kelompok 1 dan 2 dengan ukuran panjang cangkang
kerang 30-35 mm dan 35-40 mm. Tingkat konsumsi masyarakat Dusun Bondot
Desa Banyuurip terhadap kerang batik (Paphia undulata) pada periode waktu
harian sebanyak 2 orang, mingguan sebanyak 15 orang, dan bulanan sebanyak 13
orang dengan rata-rata konsumsi masyarakat <50 g/hari sebanyak 18 orang dan
>50 g/hari sebanyak 12 orang.
Bagi pemerintah Desa Banyuurip disarankan untuk membuat kebijakan
terkait pengurangan penggunaan kantong plastik sekali pakai, memberikan
edukasi terkait cara daur ulang sampah, dan menyediakan tempat sampah yang
memadai. Bagi masyarakat, diharapkan tidak membuang sampah dan melakukan
kegiatan yang menghasilkan limbah bekas cucian sabun ke laut, nelayan tidak
meletakkan jaring maupun tali pancing bekas menangkap ikan di dermaga,
mengganti perlengakapan alat untuk menangkap biota apabila dirasa sudah tidak
xii
layak digunakan, dan masyarakat mengurangi mengkonsumsi kerang batik
(Paphia undulata) setiap harinya terutama musim panen untuk meminimalisir
kontaminasi mikroplastik. Bagi peneliti selanjutnya, perlu dilakukan penelitian
dengan melakukan uji Fourier Transform Infrared (FTIR), melakukan penelitian
terkait hubungan antara kelimpahan mikroplastik dengan tingkat konsumsi
masyarakat, dan melakukan penelitian lanjutan mengenai dampak kontaminasi
mikroplastik terhadap kesehatan manusia.
Collections
- UT-Faculty of Public Health [2227]