Show simple item record

dc.contributor.authorFIRDAUS, Dwi Ailim Puspita
dc.date.accessioned2024-06-04T06:17:11Z
dc.date.available2024-06-04T06:17:11Z
dc.date.issued2023-06-06
dc.identifier.urihttps://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/120907
dc.descriptionvalidasi_repo_firli_Desember_2023_5en_US
dc.description.abstractPerairan Banyuurip menjadi tempat masyarakat untuk bekerja sebagai nelayan dan tempat berlabuhnya perahu nelayan. Hasil laut yang paling banyak didapatkan oleh nelayan adalah kerang dan salah satu komoditas kerang yang banyak ditemukan dan dikonsumsi masyarakat adalah kerang batik (Paphia undulata). Perairan Banyuurip telah terkontaminasi oleh mikroplastik, hal tersebut dibuktikan dengan adanya penelitian terdahulu yang menyebutkan bahwa terdapat kelimpahan mikroplastik di wilayah perairan Banyuurip. Mikroplastik merupakan sampah plastik yang terdegradasi oleh sinar matahari menjadi partikel kecil dan mempunyai ukuran < 5 mm. Kerang batik (Paphia undulata) merupakan hewan filter feeder yang menyaring semua benda disekitarnya, selain itu juga termasuk hewan yang memiliki enzim detoksifikasi lebih sedikit, dan dikenal sebagai hewan yang mempunyai aktivitas pergerakan lambat atau sedentary animal sehingga dengan ketiga sifat kerang batik (Paphia undulata) tersebut sangat memungkinkan untuk menyerap mikroplastik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi kelimpahan mikroplastik dan tingkat konsumsi masyarakat pada kerang batik (Paphia undulata) di wilayah perairan Banyuurip Ujungpangkah Kabupaten Gresik. Penelitian ini merupakan jenis penelitian observasional dengan menggunakan metode deskriptif. Sampel pada penelitian ini adalah kerang batik (Paphia undulata) yang diambil dari 2 lokasi yang berbeda yaitu lokasi 1 berada di perairan Banyuurip atau wilayah sekitar mangrove dengan titik koordinat xi 6 0 50’31”S 1120 28’29”E. Lokasi 2 yaitu berada di perairan Ujungpangkah atau sekitar wilayah pengeboran minyak bumi dengan titik koordinat 6 0 47’38”1120 25’56”E. Kerang batik (Paphia undulata) diambil pada pagi sampai siang hari sekitar pukul 08.00 – 13.00 WIB. Pengukuran tingkat konsumsi masyarakat dilakukan dengan wawancara kepada masyarakat dengan menggunakan form semi kuantitatif FFQ. Sampel masyarakat yang diambil yaitu sebanyak 30 responden dengan kriteria inklusi masyarakat yang pernah mengkonsumsi kerang batik (Paphia undulata) minimal 1 bulan terakhir. Hasil penelitian pada penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat 3 bentuk mikroplastik yang ditemukan pada sampel kerang batik (Paphia undulata) yaitu fiber, fragmen, dan filamen yang didominasi oleh fiber. Terdapat 7 warna mikroplastik yang ditemukan yaitu biru, merah, hitam, abu-abu, ungu, oranye, dan transparan. Warna yang paling banyak ditemukan yaitu biru dan transparan. Partikel mikroplastik mempunyai ukuran yang beragam dengan kisaran antara 0,083 – 4,619 mm. Kelimpahan mikroplastik pada kerang batik (Paphia undulata) paling banyak terdapat pada lokasi 2 yaitu dengan rata-rata 0,78 partikel/ekor dibandingkan dengan lokasi 1 memiliki rata-rata sebesar 0,49 partikel/ekor. Kelompok ukuran panjang cangkang kerang yang mempunyai kelimpahan mikroplastik tertinggi yaitu kelompok 1 dan 2 dengan ukuran panjang cangkang kerang 30-35 mm dan 35-40 mm. Tingkat konsumsi masyarakat Dusun Bondot Desa Banyuurip terhadap kerang batik (Paphia undulata) pada periode waktu harian sebanyak 2 orang, mingguan sebanyak 15 orang, dan bulanan sebanyak 13 orang dengan rata-rata konsumsi masyarakat <50 g/hari sebanyak 18 orang dan >50 g/hari sebanyak 12 orang. Bagi pemerintah Desa Banyuurip disarankan untuk membuat kebijakan terkait pengurangan penggunaan kantong plastik sekali pakai, memberikan edukasi terkait cara daur ulang sampah, dan menyediakan tempat sampah yang memadai. Bagi masyarakat, diharapkan tidak membuang sampah dan melakukan kegiatan yang menghasilkan limbah bekas cucian sabun ke laut, nelayan tidak meletakkan jaring maupun tali pancing bekas menangkap ikan di dermaga, mengganti perlengakapan alat untuk menangkap biota apabila dirasa sudah tidak xii layak digunakan, dan masyarakat mengurangi mengkonsumsi kerang batik (Paphia undulata) setiap harinya terutama musim panen untuk meminimalisir kontaminasi mikroplastik. Bagi peneliti selanjutnya, perlu dilakukan penelitian dengan melakukan uji Fourier Transform Infrared (FTIR), melakukan penelitian terkait hubungan antara kelimpahan mikroplastik dengan tingkat konsumsi masyarakat, dan melakukan penelitian lanjutan mengenai dampak kontaminasi mikroplastik terhadap kesehatan manusia.en_US
dc.description.sponsorshipDr. Khoiron, S.KM., M.Sc.en_US
dc.publisherFakultas Kesehatan Masyarakaten_US
dc.subjectMikroplastiken_US
dc.subjectKerang batik (Paphia undulata)en_US
dc.subjectKonsumsi Masyarakaten_US
dc.titleAnalisis Kelimpahan Mikroplastik dan Tingkat Konsumsi Masyarakat Pada Kerang Batik (Paphia undulata) di Wilayah Perairan (Studi di Desa Banyuurip Kecamatan Ujungpangkah Kabupaten Gresik)en_US
dc.typeSkripsien_US
dc.identifier.prodiKesehatan Masyarakaten_US
dc.identifier.pembimbing1Dr. Khoiron, S.KM., M.Scen_US
dc.identifier.pembimbing2Dr. Khoiron, S.KM., M.Scen_US
dc.identifier.validatorvalidasi_repo_firli_Desember_2023_5en_US
dc.identifier.finalization0a67b73d_2024_06_tanggal 03en_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record