Pengujian Dua Bioaktivator Terhadap Peningkatan Kadar N Kompos Kulit Singkong (Manihot Esculenta C.) Serta Pengaruhnya Terhadap Pertumbuhan dan Serapan N Tanaman Kedelai (Glycine Max L.)
Abstract
Penggunaan kembali pupuk organik dalam bentuk kompos diharapkan mampu mengatasi masalah lingkungan akibat penggunaan
pupuk kimia. Kulit singkong dapat dijadikan bahan pengomposan karena tergolong dalam limbah organik yang jarang dimanfaatkan.
Microbacter Alfaafa-11 (MA-11) dan M21 Decomposer merupakan bioaktivator yang mampu mempercepat proses dekomposisi kulit
singkong. Salah satu kandungan bakteri yang terdapat pada bioaktivator tersebut adalah Rhizobium sp. yang mampu mendegradasi
kandungan lignin dan selulosa pada kulit singkong serta membantu dalam meningkatkan kandungan N kompos. pengujian kompos
dilakukan dengan memberikan beberapa dosis kompos kepada tanaman kedelai yang terdiri dari tanpa perlakuan (A0), kompos kulit
singkong MA-11 160 gram (A1), kompos kulit singkong MA-11 200 gram (A2), kompos kulit singkong M21 Decomposer 160 gram
(A3), ), kompos kulit singkong M21 Decomposer 200 gram (A4) dan Urea 0,4 gram (A5). Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pembuatan kompos kulit singkong dengan bioaktivator M21 Decomposer memberikan kandungan hara kompos yang lebih baik
dibandingkan kompos kulit singkong dengan bioaktivator MA-11, namun kandungan N kompos belum memenuhi syarat standar mutu
Keputusan Menteri Pertanian No 261/KPTS/SR.310/M/4/2019. Faktor pemberian dosis berpengaruh nyata terhadap variabel tinggi
tanaman, volume akar, jumlah bintil akar, berat basah brangkasan, berat kering brangkasan, kadar N tanaman dan serapan N tanaman,
khususnya pada perlakuan A4 (kompos kulit singkong bioaktivator M21 Decomposer dosis 200 gram/tanaman).
Collections
- UT-Faculty of Agriculture [4239]