dc.contributor.author | SAADAH, Firratus | |
dc.date.accessioned | 2024-03-01T02:59:37Z | |
dc.date.available | 2024-03-01T02:59:37Z | |
dc.date.issued | 2024-02-22 | |
dc.identifier.nim | 182410102004 | en_US |
dc.identifier.uri | https://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/120044 | |
dc.description | Finalisasi unggah file repositori tanggal 29 Februari 2024_Kurnadi | en_US |
dc.description.abstract | Framework Scrum merupakan sebuah kerangka kerja agile yang membantu
pengembang dalam proses pengembangan perangkat lunak yang sesuai kebutuhan
bisnis. PT. XYZ merupakan sebuah perusahaan yang bergerak dibidang penyedia
jasa pengembangan perangkat lunak. PT.XYZ menggunakan Scrum sebagai
kerangka kerja dalam mengembangkan produknya. Terdapat beberapa Tribe yang
dibentuk oleh PT. XYZ, salah satunya adalah Tribe Laras. Tribe Laras terdiri dari
lima Squad yang masing-masing Squad menangani proyeknya sendiri. Proyek yang
dikerjakan oleh Squad di Tribe Laras mulai dari proyek pemerintahan sampai
proyek swasta. Tribe Laras mengalami beberapa kendala dalam proses
pengembangan perangkat lunaknya menggunakan Scrum. Kendala yang paling
sering dialami adalah pembaharuan Sprint Backlog tidak diketahui oleh tim, tidak
terselenggaranya Sprint Retrospective Meeting di beberapa Squad, dan Product
Backlog item yang tidak diprioritaskan oleh Product Owner. Dari kendala tersebut,
perlu diidentifikasi praktik Scrum pada Tribe Laras untuk dapat mengetahui
perbaikan yang perlu dilakukan. Identifikasi dapat dilakukan menggunakan
kombinasi antara Scrum Maturity Model (SMM) dan Agile Maturity Model
(AMM). SMM adalah sebuah model pengukuran tingkat kematangan implementasi
praktik Scrum. sedangkan AMM adalah model pengukuran tingkat kematangan
yang berfokus pada pada agile secara keseluruhan.
Tahapan penelitian yang dilakukan adalah penyusunan kuesioner
berdasarkan kuesioner yang telah disusun oleh Alexandre Paulo Guo Yin dari
penelitian Scrum Maturity Model yang dilakukannya. Setelah itu, kuesioner
diserahkan kepada Scrum Master untuk diisi sesuai keadaan pada Squad yang
dibawahinya. Data yang sudah terkumpul kemudian dilakukan analisis
menggunakan persamaan AMM. Hasil dari perhitungan persamaan AMM
digunakan untuk menafsirkan tingkat kematangan praktik Scrum dan disusun
rekomendasi perbaikan untuk mencapai tingkat selanjutnya.
Hasil dari penelitian, diketahui bahwa Squad pada Tribe Laras mencapai
kematangan tingkat 1 (initial). Hal ini berarti Squad pada Tribe Laras belum
mencapai tingkat kematangan yang diharapkan pada masing-masing Squad, yaitu
Squad New Concept mencapai tingkat 5, Squad Finansial mencapai tingkat 5,
Squad Komisi mencapai tingkat 5, Squad Pemeliharaan mencapai tingkat 4, dan
Squad LMS mencapai tingkat 5. | en_US |
dc.language.iso | other | en_US |
dc.publisher | Ilmu Komputer | en_US |
dc.subject | Scrum Maturity Model | en_US |
dc.subject | Agile Maturity Model | en_US |
dc.subject | Framework Scrum | en_US |
dc.title | Analisis Tingkat Kematangan Implementasi Framework Scrum Menggunakan Scrum Maturity Model di PT. XYZ | en_US |
dc.type | Skripsi | en_US |
dc.identifier.prodi | Teknologi Informasi | en_US |
dc.identifier.pembimbing1 | Windi Eka Yulia Retnani S.Kom.,MT | en_US |
dc.identifier.pembimbing2 | Beny Prasetyo S.Kom., M.Kom | en_US |
dc.identifier.validator | Teddy | en_US |