Perbedaan Model Pembelajaran Problem Based Learning Dan Discovery Learning Terhadap Hasil Belajar Siswa (Studi kasus pada kurikulum merdeka materi lembaga jasa keuangan kelas X-A dan X-D SMAN 2 Tanggul Tahun Akademik 2022/2023)
Abstract
Penelitian ini menerapkan jenis penelitian quasi eksperiment dengan
pendekatan kuantitatif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil
belajar siswa dengan menggunakan 2 model pembelajaran dan 2 kelas. Kelas
eksperimen menggunakan model pembelajaran PBL dan kelas kontrol
menggunakan model pembelajaran Discovery learning. Pengambilan data
penelitian diambil dari tes, wawancara, observasi, dan dokumen pendukung.
Peneliti menentukan subjek penelitian menggunakan cara purposive sampling yang
didapat dari hasil wawancara dengan guru mata pelajaran. Lokasi yang ditentukan
oleh peneliti yaitu SMAN 2 Tanggul. Subjek penelitian yaitu kelas X-A dan X-D
sebagai sampel penelitian.
Hasil dari uji normalitas dengan menggunakan Shapiro-wilk menunjukan
hasil nilai signifikasi ˃ 0,05. Pada kelas eksperimen perolehan tingkat signifikasi
yang diperoleh post-test mendapatkan nilai 0,183. Pada kelas kontrol perolehan
siginifikasi pada kelas kontrol mendapat nilai 0,168. Berdasarkan dari hasil nilai
analisis data normalitas dapat dinyatakan bahwa data berdistribusi dengan normal.
Berdasakan hasil uji tabel di atas dapat dilihat hasil belajar siswa antara kelas
eksperimen dan kelas control keduanya berbeda secara signifikan. Dapat dilihat
pada nilai sig.(2-tailed) yaitu 0.001 ˂ 0,05. Kesimpulannya, H0 ditolak dan Hi
diterima. Artinya memang ada perbedaan secara signifikan terhadap hasil belajar
siswa yang menggunakan model Problem Bassed Learning (PBL) dengan model
Discovery Learning.
Hasil penelitian menunjukkan rata-rata hasil dari posttest siswa pada kelas
eksperimen yaitu sebesar 80,57. Sedangkan pada kelas kontrol, rata-rata hasil
posttest yakni 72,57. Hal tersebut menunjukkan bahwa nilai rata-rata hasil belajar
kelas eksperimen lebih tinggi dibanding kelas kontrol. Hal lain yang menjadi tolak
ukur terdapat pada jumlah siswa yang tuntas dalam mengerjakan soal posttest. Pada
kelas eksperimen, sebanyak 28 orang (80%) siswa tuntas, sedangkan pada kelas
kontrol, jumlah siswa yang tuntas yakni 16 orang (45%) siswa.