Gambaran Fungsi Afektif dan Fungsi Sosialisasi pada Pasangan Pernikahan Dini di Daerah Pertanian Kabupaten Jember
Abstract
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain penelitian
deskriptif analitik, dimana akan menggambarkan secara sistematis mengenai fakta
dan sifat pada daerah tertentu. Pengumpulan data pada penelitian ini
menggunakan cross sectional karena pengambilan datanya dilakukan dalam
rentan waktu yang telah ditentukan. Populasi yang digunakan, yaitu seluruh
keluarga yang melakukan pernikahan dini di Kecamatan Silo, Kabupaten Jember
sebanyak 131 responden. Jumlah sampel yang digunakan sejumlah 110 responden
berdasarkan perhitungan rumus slovin. Pengumpulan data yang digunakan pada
penelitian ini menggunakan data primer, dimana data didapatkan dari sumber
utama secara langsung. Alat yang digunakan untuk mengumpulkan data berupa
dua kuesioner berdasarkan adaptasi teori Friedman. Kuesioner pertama bernama
“kuesioner fungsi afektif keluarga pernikahan dini” dan kuesioner kedua bernama
“kuesioner fungsi sosialisasi keluarga pernikahan dini”.
Hasil penelitian menunjukkan pemenuhan fungsi afektif pada domain
Memelihara Saling Asuh (3,63) dan pada pemenuhan fungsi sosialisasi nilai mean
tertinggi berada pada domain Status Sosial (3,46). Pada pasangan pernikahan dini
fungsi afektif mayoritas diterapkan dengan memberikan perawatan pada saat
anggota keluarga lain sakit. Akan tetapi pasangan pernikahan dini masih belum
bisa menerapkan pola penyelesaian masalah dengan baik. Pada penerapan fungsi
sosialisasi mayoritas orang tua memberikan pola pengasuhan yang sama dengan
orang tua asal kepada anak namun pola pngasuhan yang diterapkan masih kurang
tepat, yaitu otoriter. Karakteristik responden berdasarkan hasil penelitian
didapatkan bahwa pernikahan dini banyak dilakukan oleh remaja madya denga
usia 15-19 tahun dan lebih banyak dilakukan oleh perempuan dibandingkan
dengan laki - laki. Keluarga dengan pernikahan dini mayoritas memiliki
pendapatan yang masih rendah, yaitu < Rp.1000.000, hal ini didukung dengan
mayoritas pendidikan yang ditempuh hanya sampai SD/MI Sederajat. Pasangan
pernikahan dini terutama perempuan, banyak yang tidak memiliki pekerjaan dan
berstatus Ibu Rumah Tangga (IRT). Bagi profesi keeprawatan harapannya dapat
memberikan intervensi yang dapat mencegah terjadinya pernikahan dini dan juga
memberikan intervensi pencegahan terjadinya dampak negatif dari pernikahan
dini pada masyarakat yang tentunya mengacu pada standar SDKI, SLKI, dan
SIKI. Selain itu, perawat maternitas diharapkan dapat memberikan edukasi
kesehatan mengenai kesehatan reproduksi pada remaja dan juga untuk
keperawatan maternitas dapat memberikan bimbingan mengenai keluarga
khususnya pemenuhan fungsi afektif dan sosialisasi di lingkungan keluarga.
Collections
- UT-Faculty of Nursing [1531]