Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Terhadap Keterampilan Berpikir Komputasional Siswa SMP pada Pembelajaran IPA
Abstract
Keterampilan berpikir komputasional adalah suatu bentuk pemikiran yang
bersifat komputasional dengan tujuan mengatasi masalah yang kompleks.
Pemikiran ini memiliki potensi untuk membentuk kerangka pemikiran peserta didik
dalam menyelesaikan masalah dengan solusi yang efektif dan efisien, berdasarkan
pengetahuan dan informasi yang diperoleh. Pemikiran komputasional yang
diterapkan dalam pembelajaran memberikan kesempatan bagi siswa untuk
mengembangkan keterampilan pemecahan masalah ketika mereka mulai berpikir
dari perspektif yang berbeda. Praktik keterampilan berpikir komputasional dapat
membantu siswa memahami tindakan yang perlu diambil selama analisis data
dengan mencerminkan prinsip-prinsip dalam berbagai disiplin ilmu.
Pembelajaran inkuiri merupakan salah satu model pembelajaran yang
menitikberatkan pada eksplorasi dan penemuan siswa melalui proses bertanya,
menyelidiki, dan memecahkan masalah. Dalam pembelajaran inkuiri, penekanan
diberikan pada kemampuan pemecahan masalah, di mana siswa menerapkan
berbagai pendekatan, praktik, dan keterampilan pemecahan masalah selama
penyelidikan. Pembelajaran inkuiri mendorong siswa untuk mengemban peran
seperti ilmuan, di mana mereka didorong untuk memahami konsep ilmiah melalui
eksperimen. Dengan menggunakan model inkuiri terbimbing, pembelajaran dapat
merangsang kemampuan berpikir, bekerja, dan berperilaku ilmiah pada peserta
didik.
Penelitian dilakukan dengan tujuan untuk mengkaji keterampilan berpikir
komputasional siswa SMP dalam pembelajaran IPA dengan menggunakan model
pembelajaran inkuiri terbimbing dan mengkaji pengaruh penerapan model
pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap keterampilan berpikir komputasional
siswa SMP dalam pembelajaran IPA. Penelitian dilaksanakan dengan menerapkan
pembelajaran di dua kelas, yaitu kelas kontrol dan kelas eksperimen, yang berbeda
dalam proses dan penilaian. Kegiatan pembelajaran dilakukan secara tatap muka di
kedua kelas. Kelas kontrol menerapkan model pembelajaran berpusat pada guru
(menggunakan metode ceramah), sementara kelas eksperimen menerapkan model
pembelajaran inkuiri terbimbing, dengan aktivitas pembelajaran yang berpusat
pada siswa dan siswa berperan seperti ilmuan melalui praktikum yang dibimbing
oleh guru. Kedua kelas menjalani kegiatan pembelajaran sesuai dengan prosedur
yang telah ditetapkan. Pada awal pertemuan, siswa diberikan tes pretest berupa soal
uraian yang mencakup empat indikator keterampilan berpikir komputasional, dan
di akhir pertemuan, mereka diberikan tes posttest dengan soal serupa, melibatkan
aspek dekomposisi, pengenalan pola, abstraksi, dan algoritma.
Hasil penelitian dan analisis data menunjukkan peningkatan keterampilan
berpikir komputasional pada kelas eksperimen, yang menerapkan model
pembelajaran inkuiri terbimbing, dibandingkan dengan kelas kontrol yang
menggunakan metode ceramah. Data rata-rata posttest untuk kelas eksperimen
secara keseluruhan lebih tinggi, mencapai 63,83, dibandingkan dengan kelas
kontrol yang hanya mencapai rata-rata 35,36. Hasil ini menunjukkan bahwa
penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing dalam pembelajaran
memberikan kontribusi positif terhadap peningkatan keterampilan berpikir
komputasional peserta didik.
Uji statistik Independent Sample T-Test menunjukkan adanya perbedaan
skor rata-rata keterampilan berpikir komputasional, dengan nilai value hitung yang
lebih kecil dari taraf signifikansi yang ditetapkan (0,000 < 0,05). Berdasarkan hasil
uji Independent Sample T-Test, dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan Ha
diterima. Maknanya terdapat perbedaan signifikan antara nilai pretest dan posttest
pada kelas kontrol maupun kelas eksperimen. Uji t-pihak kanan juga menunjukkan
bahwa nilai thitung lebih besar daripada ttabel (22,210 > 1,996), sehingga dapat
disimpulkan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima. Artinya, terdapat perbedaan
signifikan antara rata-rata nilai keterampilan berpikir komputasional siswa pada
kelas kontrol dan kelas eksperimen. Dengan demikian, kelas dengan pembelajaran
menggunakan model inkuiri terbimbing lebih efektif dalam meningkatkan
keterampilan berpikir komputasional dibandingkan dengan kelas yang
menggunakan model pembelajaran berpusat pada guru