IT Risk Management Analysis Using ISO 31000:2018 and Failure Mode And Effect Analysis (FMEA) (Case Study : Sekardiu Online Psychological Test Service)
Abstract
Penerapan teknologi informasi pada layanan psikotes merupakan sebuah
solusi agar praktik psikologi dapat tetap dilaksanakan pasca Covid – 19 pada
tahun 2020 lalu (Yogiasmoro & Suryani, 2021). Sekardiu merupakan salah satu
Perusahaan Startup yang bergerak di bidang konsultan manajemen sumber daya
manusia dan salah satu bentuk layanan dari bidang tersebut adalah layanan
psikotes online. Berdasarkan hasil studi observasi dengan wawancara kepada
CEO Sekardiu, pelaksanaan psikotes online via website terdapat permasalahan
seperti tindakan duplikasi soal tes dengan screen capture atau screen recording
yang dilakukan oleh peserta dan website psikotes online mengalami buffering dan
blank screen pada saat digunakan oleh 150 peserta secara bersamaan.
Permasalahan yang pernah terjadi tentu menjadi penghambat dalam pelaksanaan
layanan psikotes online, sehingga perlu dilakukan penerapan manajemen risiko
pada layanan psikotes online Sekardiu karena merupakan hal yang penting untuk
diperhitungkan dalam membuat keputusan strategis (Mikes, 2009).
Metode analisis manajemen risiko yang digunakan pada penelitian ini
adalah ISO 31000:2018 dan Failure Mode And Effect Analysis (FMEA). Kerangka
kerja ISO 31000:2018 terdiri dari penetapan ruang lingkup, konteks dan kritera,
identifikasi risiko, analisis risiko, evaluasi risiko dan perilaku risiko. Failure
Mode And Effect Analysis (FMEA) diterapkan pada tahap identifikasi risiko,
analisis risiko dan evaluasi risiko. Penerapan metode Failure Mode And Effect
Analysis (FMEA) dimulai dengan mengidentifikasi apa saja risiko yang diprediksi
akan terjadi, dilanjutkan dengan melakukan penilaian risiko berdasarkan dengan
parameter severity, occurance, detection yang kemudian akan menghasilkan Risk
Priority Number (RPN) dan prioritisasi risiko. Nilai Risk Priority Number (RPN)
dan prioritisasi risiko kemudian akan digunakan sebagai salah satu acuan untuk
menentukan risk respon pada tahap perilaku risiko. Teknik yang digunakan untuk
pengumpulan data pada penelitian ini adalah wawancara dan diskusi bersama
dengan Chief Executive Officer (CEO) dan Admin psikotes online Sekardiu sesuai
dengan kebutuhan pada masing – masing tahapan penelitian.
Hasil dari analisis manajemen risiko TI pada layanan psikotes online
Sekardiu menggunakan ISO 31000:2018 dan Failure Mode And Effect Analysis
(FMEA) didapatkan sebanyak 39 jumlah risiko yang teridentifikasi dengan rincian
9 risiko positif dan 30 risiko negatif. Penentuan nilai risiko berdasarkan parameter
severity, occurance, detection dan Risk Priority Number (RPN) hanya diterapkan
pada risiko negatif yang berjumlah 30 risiko. Prioritisasi risiko diurutkan
berdasarkan pada risiko yang memperoleh nilai RPN tertinggi hingga nilai RPN
terendah sehingga stakeholder Sekardiu dapat memberikan perhatian khusus
terkait dengan tindakan pencegahan dari risiko tersebut sesuai dengan perilaku
risiko atau risk respons yang telah disarankan.