Kepentingan Kelompok dalam Politik Luar Negeri Amerika Serikat (Peran AIPAC dalam Perumusan Kebijakan Luar Negeri AS di Suriah pada Era Obama)
Abstract
AIPAC merupakan satu – satunya kelompok kepentingan etnis Yahudi paling
besar di Amerika Serikat. Hal tersebut dapat dibuktikan dari banyaknya jumlah
anggota AIPAC yang berjumlah sekitar 100.000 orang yang tersebar di 10 kantor
cabang AIPAC dan 9 kantor satelit AIPAC di Amerika, serta 200 diantaranya
adalah staf pelobi seperti wartawan dan ahli analisis. Selain itu banyak sumber dana
yang diperoleh dari AIPAC, yakni berasal dari pengusaha kaya raya yang
berketerunan Yahudi, simpatisan pro Israel dan para anggota AIPAC. AIPAC juga
memiliki sumber daya yang kuat untuk menunjang aksi lobinya agar selalu berhasil
yaitu dengan menggunakan isu – isu khusus seperti isu Holocaust, antisemit dan isu
agama untuk menarik dukungan dari masyarakat. AIPAC juga mempunyai lembaga
think thank yang bernama WINEP (Washington Institute Near East Policy) untuk
mengkaji segala persoalan di kawasan Timur Tengah dan selalu berkomitmen untuk
mendukung kepentingan Israel, serta AIPAC juga mempunyai surat kabar bernama
Near East Report yang didistribusikan pada para elit politik AS, isi dari surat kabar
tersebut adalah persoalan kepentingan – kepentingan Israel. Selain itu juga AIPAC
mempunyai badan pengawas media massa yaitu CAMERA (Committee for
Accurancy in Middle East Reporting in America), yang mana tujuan dari badan ini
adalah untuk memberikan sanksi pada media mana yang berani mengkritik
kebijakan luar negeri AS terkait kepentingan Israel. Sehingga dengan adanya
beberapa kelebihan yang dimiliki oleh AIPAC tersebut maka, AIPAC selalu
dianggap memiliki pengaruh kuat. Namun tidak semua usulan AIPAC
menghasilkan tindakan nyata dari AS contohnya undang – undang Syrian
Accountability Act yang dibawa AIPAC melalui Kongres Engel, tidak
menghasilkan tindakan yang tegas dari George W Bush Jr. Sebab pada saat itu
George W Bush Jr sangat berfokus pada persoalan nuklir di Irak. Oleh karena itu,
AIPAC berusaha mempengaruhi kebijakan luar negeri AS terkait konflik Suriah di
era Obama.
Penulisan karya ilmiah ini menggunakan metode penelitian kualitatif, dengan
teknik pengumpulan data secara studi pustaka, dan teknik analisis data yang
digunakan adalah deskriptif kualitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam melancarkan aksi lobinya dalam
mempengaruhi kebijakan luar negeri terkait konflik Suriah, AIPAC menggunakan
beberapa teknik lobi dan AIPAC juga telah menentukan target atau sasaran
lobinya. Teknik lobi yang dilakukan oleh AIPAC bermacam – macam seperti
teknik lobi langsung, yakni dengan cara AIPAC mengadakan sebuah acara yang
kemudian para pelobi dan yang di lobi bertemu langsung dalam satu tempat.
Teknik electoral lobbying dengan memberikan dukungan suara dan bantuan dana
kampanye pada calon kandidat pejabat pemerintah AS. Teknik Grassroot dengan
cara menghimpun dukungan masyarakat melalui media massa. Yang terakhir
adalah teknik koalisi yaitu AIPAC mencari-cari persamaan dengan individual atau
organisasi yang dianggap memiliki pengaruh yang kuat di AS. Selain itu target
atau sasaran AIPAC dalam persoalan memberikan pengaruh pada konflik Suriah
yaitu para anggota eksekutif dan legislatif. Teknik yang digunakan AIPAC
terhadap para anggota eksekutif yaitu dengan menggunakan teknik electoral
lobbying yakni dengan memberikan bantuan dana kampanye pada Obama dan
wakilnya melalui PAC’s Pro Israel. Selain itu saat Obama sudah menjabat sebagai
presiden, AIPAC melobinya dengan menggunakan teknik tidak langsung, seperti
mengirim surat melalui anggota kongres untuk disetujui yang kemudian diteruskan
pada lembaga eksekutif. Diantara tahun 2009 – 2013 terdapat sekitar 77 surat yang
dikirim oleh AIPAC kepada Obama dan isi surat tersebut adalah soal kepentingan
Israel. Kedua , teknik yang digunakan AIPAC untuk melancarkan aksi lobinya
terhadap para anggota kongres atau legislatif yaitu dengan menggunakan teknik
electoral lobbying yang sama seperti teknik yang digunakan oleh AIPAC terhadap
anggota Eksekutif AS.